Tribun Kaltim Hari Ini
Pernikahan Dini jadi Tantangan Tuntaskan Stunting di Kaltim
faktor-faktor penyebab stunting antara lain pola asuh yang mempengaruhi tumbuh kembang, sanitasi dan gizi di Kalimantan Timur.
Penulis: Martinus Wikan | Editor: Budi Susilo
Yakni hamil di luar nikah (MBA) ataupun memang ingin menikah muda.
"Kalau secara nasional angka pernikahan menurun, di Kalimantan Timur dan Utara angka pengajuan pernikahan tidak pernah turun," bebernya.
Dengan adanya Elsimil, BKKBN mencoba menekan pernikahan yang berisiko melahirkan anak stunting. Karena di dalam Elsimil kesehatan calon pengantin akan diperiksa secara menyeluruh untuk mencegah stunting.
Baca juga: Mengenalkan Program Isi Piringku, Cara Cegah Stunting di Penajam Paser Utara Kaltim
Jikalau yang ingin menikah adalah usia dini dan dinyatakan sehat, maka Kemenag boleh menikahkan dengan syarat menunda kehamilan.
"Tapi kalau remaja itu sudah hamil, bisa dinikahkan dengan syarat tim pendamping keluarga (BKKBN) akan mendampingi untuk mencegah bayinya stunting," jelasnya.
Sunarto menekankan menyelesaikan stunting tidak bisa dalam waktu singkat. Oleh sebab itu pemerintah sudah memulai sedini mungkin untuk menciptakan generasi emas di 2045.
"Menyiapkan generasi hebat adalah tantang berat. Tapi harus dimulai agar tidak tertinggal dengan negara lain. Negara maju harus didukung oleh generasinya yang hebat," tegas Sunarto.

Angkanya Naik Turun
Sementara itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memberikan target penurunan stunting untuk Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di angka 19,8 persen pada 2025 mendatang.
"Perubahan target itu dikeluarkan Bappenas pada 17 Mei lalu," sebut Kepala Perwakilan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Sunarto saat ditemui Tribunkaltim.co di ruang kerjanya, Senin (3/6/2024).
Ia mengatakan angka gagal tumbuh atau stunting di Kalimantan Timur ini memang naik turun.
Ia merincikan prevalensi stunting menurun dialami oleh daerah:
- Kabupaten Paser sebesar 2,5 persen;
- Kabupaten Kutai Barat 1,1 persen;
- Kabupaten Kutai Kartanegara turun 9,5 persen;
- dan Kota Samarinda 0,9 persen.
Sementara yang mengalami kenaikan yakni:
- Kabupaten Kutai Timur (4,3 persen)
- Kabupaten Berau (1,4 persen);
- Kabupaten Penajam Paser Utara (2,2 persen);
- Kota Balikpapan (2 persen);
- dan Kota Bontang (6,4 persen).
Sunarto mengatakan menangani stunting memang memerlukan waktu. Oleh sebab itu mereka telah melakukan berbagai langkah-langkah pencegahan dengan mengikuti hasil audit tim pakar khusus stunting.
Ada hasil audit stunting karena pola asuh, maka BKKBN melakukan pendampingan 1000 hari kehidupan pertama anak. Melalui program itu mereka memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil hingga melahirkan dan sampai sang anak mencapai usia 2 tahun.
Kemudian hasil audit stunting dikarenakan sanitasi, BKKBN Kaltim bekerja sama dengan TNI untuk memudahkan akses kebutuhan air bersih masyarakat.
Baca juga: RSD Tanjung Selor di Kaltara Kenalkan Program Jalur Surga demi Pangkas Waktu Layanan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.