Berita Balikpapan Terkini

Menilik Filosofi Joyo Banjir, Cerita Sukses 4 Generasi Warisi Usaha Tempe Tahu di Balikpapan

Pria yang karib disapa Mr Gamayal tersebut bercerita, usaha tempe itu tadinya milik mertua, kemudian turun ke kakak, sempat vakum setahun.

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
PABRIK TEMPE BALIKPAPAN - Aipda Mei Mahatthir Gamayel atau Mr Gamayel, pewaris usaha tempe tahu Joyo Banjir di Balikpapan, dengan bangga memperlihatkan tempe hasil produksi keluarganya yang telah bertahan selama empat generasi. Tempe berkualitas tinggi ini menjadi favorit di Pasar Sepinggan dan Pasar Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Di tengah hiruk pikuk Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, terdapat sebuah usaha keluarga yang telah bertahan selama empat generasi, yakni produksi tempe dan tahu yang dikelola oleh Mei Mahatthir Gamayel.

Berawal dari mertua yang memulai usaha ini pada tahun 1980, kini usaha tersebut terus berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Pria yang karib disapa Mr Gamayel tersebut bercerita, usaha tempe itu tadinya milik mertua, kemudian turun ke kakak, sempat vakum setahun, dan akhirnya dilanjutkan oleh keponakan Gamayel.

“Ini memang usaha keluarga turun-temurun,” ujar Gamayel memulai ceritanya kepada TribunKaltim.co, Minggu (9/6/2024) di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Baca juga: 4 Ide Menu Sahur Simpel dari Tempe, Kelezatannya Bisa Kita Rasakan sejak Gigitan Pertama

Setiap hari, usaha keluarga ini menghabiskan satu karung kedelai seberat 50 kilogram untuk produksi tempe. Satu karung ini berisi 224 potong tempe dengan tiga ukuran berbeda.

Misalnya, ukuran besar 17 potong, sedang 60 potong, dan kecil 148 potong.

Harga jualnya pun bervariasi, mulai dari Rp10.000 untuk ukuran besar, Rp4.000 untuk ukuran sedang, hingga Rp2.500 untuk ukuran kecil.

PABRIK TEMPE BALIKPAPAN - Aipda Mei Mahatthir Gamayel atau Mr Gamayel, pewaris usaha tempe tahu Joyo Banjir di Balikpapan, dengan bangga memperlihatkan tempe hasil produksi keluarganya yang telah bertahan selama empat generasi. Tempe berkualitas tinggi ini menjadi favorit di Pasar Sepinggan dan Pasar Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 
PABRIK TEMPE BALIKPAPAN - Aipda Mei Mahatthir Gamayel atau Mr Gamayel, pewaris usaha tempe tahu Joyo Banjir di Balikpapan, dengan bangga memperlihatkan tempe hasil produksi keluarganya yang telah bertahan selama empat generasi. Tempe berkualitas tinggi ini menjadi favorit di Pasar Sepinggan dan Pasar Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.  (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

Selain tempe, usaha ini juga memproduksi tahu. Untuk tahu, membutuhkan dua karung kedelai yang kemudian diolah menjadi 24 ember tahu, dengan setiap ember berisi seratus biji tahu.

Gamayel, bersama timnya yang terdiri dari enam orang, memulai distribusi produk mereka dari pukul setengah tiga pagi hingga setengah lima pagi. Pasar Sepinggan dan Pasar Baru menjadi tujuan utama mereka.

Adapun distribusi dilakukan di lapak mereka sendiri. Dalam usaha ini, Gamayel hanya bertugas sebagai distributor, sementara produksi dikerjakan oleh anak buah dan penjualan dilakukan oleh keponakannya.

Baca juga: 7 Menu Lezat ala Nusantara di JJ Steak Plaza Balikpapan Kaltim, Harga Mulai dari Rp50 Ribu

Kepada TribunKaltim.co, pria berpangkat Aipda yang berdinas di Polresta Balikpapan ini menuturkan bahwa seluruh proses produksi tempe masih dilakukan secara tradisional, mulai dari merebus, memisahkan kedelai, hingga membungkusnya.

Meski demikian, Gamayel memiliki impian untuk meningkatkan teknologi produksi.

"Kami ingin suatu saat nanti bisa menggunakan mesin yang lebih modern untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas," harapnya.

Produksi tempe dan tahu tidak lepas dari berbagai kendala, salah satunya adalah kualitas kedelai.

Gamayel mengungkapkan bahwa mereka harus bergantung pada koperasi untuk bahan baku.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved