Berita Samarinda Terkini

Bubur Peca Khas Bugis, Hanya Ada di Samarinda Seberang, Legenda Kuliner Pererat Silaturahmi Warga

Sejak tahun 60-70an, tradisi Ramadan di Masjid Shiratal Mustaqim Samarinda Seberang tak lepas dari Bubur Peca. Hidangan istimewa H. Salehuddin Pemma

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
ILUSTRASI - Masjid Shiratal Mustaqiem, salah satu wadah warga untuk menyantap sajian bubur peca, makanan legendaris khas Bugis yang tak diperjualbelikan, dihidangkan gratis untuk warga pada momentum Ramadan. 

"Kadang pagi-pagi sudah di dapur masjid diantar anak. Nanti malam habis terawih-tadarusan baru pulang,” tuturnya.

Ishak Ismail selaku pengurus Masjid Shiratal Mustaqiem, berharap Bubur Peca dapat terus dilestarikan dan dikenal oleh generasi muda. Dukungan dari pemerintah daerah pun diharapkan agar tradisi Ramadan ini tak lekang oleh waktu.

“Tidak diperjualbelikan juga, supaya resep asli dari bubur peca tetap terjaga,” ungkap Ismail.

Menjawab hal ini, bak permata yang sangat bernilai dengan cita rasa dan historisnya inilah, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tak ragu untuk mematenkan Bubur Peca sebagai makanan khas yang diakui.

Hal ini dipastikan oleh Barlin Hadi Kesuma selaku Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda tak lama ini.

 

Barlin menjelaskan bahwa pihaknya akan mengkaji lebih lanjut, sebelum nantinya dipopulerkan baik dalam bentuk buku hingga pameran.

"Terkait budaya yang ada di masyarakat juga, nanti kita usulkan hasilnya ke pemerintah untuk dijadikan pengakuan, hingga harapannya sampai Unesco," tutur Barlin.

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di Saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved