Pilkada Balikpapan 2024
Pilkada Balikpapan 2024 Peluang Rahmad Mas'ud vs Kotak Kosong Lagi, Sederet Masalah Kota tak Selesai
Pilkada Balikpapan 2024 peluang Rahmad Mas'ud vs kotak kosong lagi. Sementara sederet masalah kota tak kunjung selesai, dari air bersih hingga macet
Penulis: Zainul | Editor: Amalia Husnul A
Salah satu masalah krusial yang terus menjadi perhatian di kota Balikpapan saat ini adalah ketersediaan air baku.
Menurut Andi Arif Agung, persoalan air baku bukanlah masalah yang muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari proses panjang yang memerlukan perencanaan matang sejak awal.
"Saat kita berbicara tentang air baku, kita berbicara tentang perencanaan jangka panjang. Kita harus memiliki sumber air baku yang jelas.
Selama ini, kita hanya mengandalkan Waduk Manggar, dan itu tidak cukup."
Menurutnya, persoalan air baku bukanlah hal baru bagi Balikpapan. Dari zaman kepemimpinan Pak Imdad hingga Pak Rizal yang menjabat dua periode, kota ini masih bergulat dengan masalah yang sama.
"Kita tidak punya sungai atau sumur air baku yang memadai," tambah Andi.
Andi juga menekankan bahwa pembangunan kota tidak bisa diselesaikan hanya dalam satu periode kepemimpinan.
"Pembangunan kota adalah proses berkelanjutan yang melibatkan banyak pihak.
Tidak adil jika kita menumpahkan semua tanggung jawab kepada satu periode kepemimpinan walikota," jelasnya.
Baca juga: Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sabani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai
PKS Singgung Biaya Politik
Koalisi antara Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Balikpapan yang sebelumnya sempat diungkapkan di publik kini berubah menjadi sekadar komunikasi.
Faktor utama yang mempengaruhi perubahan ini disinyalir lantaran beberapa hal termasuk diantaranya adalah faktor besarnya biaya politik yang harus dikeluarkan.
Ketua DPD PKS Kota Balikpapan, H. Sonhaji, menjelaskan posisi PKS dalam Pilkada Balikpapan 2024, di mana PKS kata dia memiliki keinginan besar untuk menciptakan demokrasi politik yang bermartabat serta tidak ada lagi kotak kosong (kokos) seperti pada Pilkada 2019 lalu.
“PKS kita sesungguhnya tahu diri apakah kita bisa dalam Pilkada ini sebagai leader atau sebagai partner atau sebagai suporter saja.
Dengan perolehan kursi yang ada, dari 6 kursi menjadi 3 kursi, posisi paling strategis bagi kita adalah sebagai partner karena otomatis tidak bisa menjadi pengusung sendiri,” kata Sonhaji saat menjadi narasumber dalam program podcast Tribun Kaltim pada Rabu sore (12/6).
Sonhaji juga menekankan pentingnya membuka ruang bagi komunikasi dengan partai-partai lain setelah menyadari posisi strategis PKS sebagai partner.
Dijodohkan dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, Kaesang: Tak Perlu Izin Jokowi |
![]() |
---|
Survei Pilkada Sumut 2024, Bobby Nasution Singgung Calon Pendamping, Nama Ketua PDIP Sergai Disebut |
![]() |
---|
3 Calon Bupati Terkuat di Hasil Survei Pilkada Bogor 2024, Sosok yang Berpotensi Kalahkan Jaro Ade |
![]() |
---|
Akhirnya Khofifah-Emil Dapat Lawan Berat dari Duet PKB-PDIP, Cek Survei Terbaru Pilkada Jatim 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.