Berita Baikpapan Terkini

Cerita Debt Collector di Balikpapan Banting Setir Jualan Kacang Mete, Boy: Berapapun Saya Syukuri

Cerita debt collector banting setir jadi penjual kacang mete di pinggir jalan Balikpapan, Boy: berapapun saya syukuri.

Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Ardiana Kinan
Mantan debt colector yang kini banting setir jadi penjual kacang mete di pinggir jalan Balikpapan, Boy.  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Seorang mantan debt collector atau penagih utang di Balikpapan kini beralih menjadi penjual kacang mete di Balikpapan.

Pria bernama Boy tersebut kini berjuang mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan menjual kacang mete di pinggir jalan. 

Melalui pantauan TribunKaltim.co di kawasan jalan Letkol Pol. H.M. Asnawi Arbain, Gunung  Bahagia, Balikpapan Selatan, ia tampak tengah menyodorkan dagangannya pada setiap pengendara yang melintas. 

Senyuman tak pernah lepas dari bibirnya saat ia menawarkan dagangannya berupa kacang mete

"Bapak-Bapak itu hampir ketabrak loh, kadang posisinya hampir ke tengah jualannya," ujar salah satu warga sekitar, Debby, Rabu (26/6/2024).

Baca juga: Proses Verifikasi dan Validasi PPDB 2024 Dibuka, Disdikbud Balikpapan Layani 330 Orang Per Hari

Boy mengungkapkan, dirinya dulunya adalah seorang debt colector di salah satu unit koperasi pinjaman dengan jaminan BPKB di Balikpapan

Selama menjadi debt collector, tak jarang ia harus berhadapan dengan senjata tajam saat menagih utang.

Ia pun mengakui bahwa pekerjaannya dulu tidaklah ringan dan dirinya kerap mempertaruhkan nyawa. 

"Karena kalau orang nggak terima motornya ditarik, pasti dia marah. Saya sudah beberapa kali berhadapan dengan parang," ujarnya saat diwawancarai TribunKaltim.co. 

Meski begitu, Boy mengaku tak pernah ingin bertengkar dengan orang lain.

Baca juga: Ikuti Parade Musisi Jalanan HUT Ke-78 Bhayangkara di Balikpapan, Grup Musik Ini Tampil Pakai Daster

Pria berusia 52 tahun tersebut mengaku selalu mengalah dan mendatangi penerima pinjaman dengan sopan. 

"Kadang debt collector menampilkan kesangarannya kan, kalau saya gak mau. Saya ngomong baik-baik, kalau dia marah ya kita ngalah aja," ungkapnya. 

Meski demikian, pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 lalu membuatnya harus kehilangan pekerjaan.

Ia menjadi salah satu karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaannya. 

Baca juga: Parade Musik Jalanan HUT ke-78 Bhayangkara di Balikpapan, Libatkan Pengamen Samarinda Hingga IKN

Tak putus asa, kesabarannya berbuah manis.

Ia kemudian ditawari tetangganya untuk menjual kacang mete

"Tetangga saya punya kebun. Karena dilihat saya ngggak kerja, jadi ditawarkan jualan ini (kacang mete), akhirnya saya jual. Daripada nganggur, engggak kerja kan, sekarang cari kerja susah," jelasnya.

Tahun 2020, ia mulai berjualan di kawasan Mall Balikpapan Baru.

Namun tak bertahan lama, ia harus pindah karena tak diperbolehkan lagi berjualan di area tersebut. 

"Disuruh pindah oleh pengelola, katanya nggak boleh jualan di situ. Padahal saya jualan di luar, tapi saya ngalah saja," ungkapnya. 

Baca juga: Berikut 25 TPS di Balikpapan yang Gelar Penghitungan Surat Suara Ulang

Ia kemudian mulai berjualan di kawasan jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan.

Namun, lagi-lagi ia ditegur dan diminta pindah oleh pihak kelurahan sekitar. 

Hingga akhirnya, ia berjualan di kawasan Letkol Pol. H.M. Asnawi Arbain, Gunung  Bahagia, Balikpapan Selatan, sampai sekarang. 

Meski begitu, hasil penjualan kacang metenya tak menentu, hanya laku sekitar 6 hingga 5 bungkus per hari. 

"Banyak yang mampir. Alhamdulillah, enggak mungkin saya tetap jualan kalau memang enggak ada yang beli. Berapapun saya syukuri. Semakin banyak bersyukur, semakin banyak juga berkahnya," pungkasnya.

Boy yang belum pernah menikah ini diketahui tinggal bersama adiknya di kawasan Rapak, Balikpapan Utara. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved