Berita Nasional Terkini

Manuver Nasdem Undang Jokowi dan Prabowo di Kongres III Partai, Demi Dapatkan Jatah Menteri Kabinet?

Manuver Nasdem undang Jokowi dan Prabowo Subianto di Kongres III partai, demi dapatkan jatah Menteri kabinet?

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Calon Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024). Manuver Nasdem undang Jokowi dan Prabowo Subianto di Kongres III partai, demi dapatkan jatah Menteri kabinet? 

TRIBUNKALTIM.CO - Manuver Nasdem mengundang Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kongres III Nasdem menuai sorotan.

Nasdem dinilai sedang bermanuver untuk mendapatkan 'jatah kursi' di kabinet Prabowo-Gibran.

Diketahui, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sudah mengatakan akan mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran usai pasangan ini ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024 oleh KPU.

Dan apakah dengan mengundang Prabowo-Gibran, Nasdem dipastikan mendapatkan kursi menteri di kabinet?

Baca juga: 3 Hasil Survei Pilkada Jabar 2024 Terbaru, PKB Akui Sandiaga Uno Berat Jika Harus Lawan Ridwan Kamil

Baca juga: DPR RI Lihat Langsung Pembangunan IKN Nusantara, Ternyata Masih Perlu Kerja Keras dan Banyak Biaya

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti di Kompas TV mengatakan, "Kalau sekadar tanda yang mungkin ya.

Tetapi, kalau kepastiannya nanti, kalau anggota kabinetnya sudah dibentuk ya."

Namun apakah ini kedekatan istimewa antara Nasdem dan pak Jokowi atau antara Nasdem dengan pak Prabowo. 

Di satu sisi iya, tetapi kepastiannya akan kita lihat di bulan Oktober."

Karena menurut Ray Rangkuti baik dari pihak Prabowo maupun Nasdem belum menyatakan secara eksplisit bergabung di dalam satu kabinet.

Lebih lanjut Ray Rangkuti juga menyoroti masuk di dalam kabinet Prabowo-Gibran juga terkait dengan peran apa yang akan didapat.

"Kalau cuman sekadar masuk, bagiannya cuma sekadar komisaris, bagiannya cuman wamen gitu, ya tentu ada pertimbangan-pertimbangan lain."

Baca juga: Ekonom Bocorkan Bahaya Family Office, Indonesia Jadi Tempat Cuci Uang, Makin Sulit Pajaki Orang Kaya

Baca juga: Keputusan Prabowo Bakal Tentukan PKS Jadi Oposisi atau Merapat ke Kabinet Prabowo-Gibran

Ray Rangkuti kemudian menyebut upaya Nasdem ini lebih tepat disebut sebagai upaya negosiasi.

"Saya kira lebih tepat ini disebut upaya negosiasi, bagian dari penjajakan di antara kedua belah pihak, di antara Nasdem maupun pak Prabowo," katanya.

Menurut Ray Rangkuti, semua hanyalah kemesraan jangka pendek. 

"Ini soal dapat menteri atau enggak. Kalau enggak dapat menteri mungkin Nasdem enggak mau gabung dengan kekuasaan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved