Berita Nasional Terkini
BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus 2024, Luhut dan Menteri ESDM Beda Pendapat
Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan dibatasi mulai 17 Agustus 2024, bertepatan dengan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
TRIBUNKALTIM.CO - Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan dibatasi mulai 17 Agustus 2024, bertepatan dengan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Namun, ternyata pemerintah belum satu suara soal rencana pembatasan BBM subsidi ini
Baca juga: Luhut Lempar Isu Pembatasan Pembelian BBM Bersubsidi Usai 17 Agustus, Erick Thohir Mengaku Tak Tahu
Penyataan Luhut Binsar Pandjaitan berbeda dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Luhut sempat mengatakan, pemerintah akan membatasi BBM subsidi mulai Sabtu (17/8/2024) untuk mengurangi jumlah penyaluran kepada orang yang tidak berhak.
Namun, Arifin menyebutkan, belum ada pembatasan BBM subsidi di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) yang jatuh pada bulan depan.
Kata Menko Marves soal pembatasan BBM subsidi
Luhut menyampaikan, pembatasan BBM subsidi dilakukan untuk mendorong penyaluran supaya lebih tepat sasaran dan menghemat anggaran negara.
Hal tersebut dikatakan Luhut ketika menyinggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang mengalami defisit.

Menurut Luhut, defisit APBN disebabkan oleh inefisiensi di berbagai sektor. Namun, hal ini bisa diatasi, salah satunya dengan memperketat ketentuan pembelian BBM subsidi.
"Sekarang Pertamina sudah menyiapkan, kita berharap 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai, di mana orang yang tidak berhak dapat subsidi itu akan bisa kita kurangi," ujar Luhut dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/7/2024).
Luhut juga menuturkan, pemerintah mendorong pengembangan Bioetanol sebagai pengganti BBM berbasis fosil.
Bioetanol yang dimaksud Luhut adalah jenis bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik, terutama tumbuhan yang memgandung tinggi karbohidrat.
Bahan bakar tersebut digadang-gadang menggantikan BBM berbasis fosil karena kandungan sulfurnya rendah, yaitu 50 ppm.
Baca juga: Mulai 17 Agustus 2024, Pembelian BBM Subsidi Dibatasi, Sinyal Harga Naik dan Kelas Menengah Tertekan
Jumlah sulfur dalam bioetanol disebut Luhut lebih rendah dari bensin yang mencapai 500 ppm.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.