Ibu Kota Negara
Upacara HUT RI ke 79 Siap Digelar di IKN, Langkah BMKG Modifikasi Cuaca agar Tidak Hujan Terus
BMKG mengatakan terus melakukan modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan yang menghambat proses pembangunan IKN.
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah memastikan, lapangan di halaman Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah siap digunakan untuk upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus mendatang.
Untuk diketahui, curah hujan memang cukup tinggi di Kalimantan Timur beberapa bulan terakhir ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan terus melakukan modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan yang menghambat proses pembangunan IKN.
Kendati masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan modifikasi cuaca di IKN tersebut.
Baca juga: Basuki Ungkap Alasan Sepi Investor di IKN Kaltim, Cuma 5 Perusahaan yang Groundbreaking di Juli 2024
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa dalam proses melakukan modifikasi cuaca tersebut, BMKG menggandeng sejumlah pihak.
"BMKG bekerja sama dengan Kementerian PUPR, TNI, melaksanakan rekayasa cuaca yang kita kenal dengan operasi modifikasi cuaca di sana. Tujuannya apa? Untuk mengurangi curah hujan supaya tidak menggangu pembangunan infrastruktur, targetnya agar segera selesai," ujar Seto saat ditemui di Kantor BMKG, Jakarta, pada Kamis (11/7/2024).
Wilayah IKN memang memiliki pola ekuatorial.
Hujan ekuatorial adalah pola curah hujan di wilayah yang memiliki batas tidak jelas antara musim kemarau dan hujan.
"Di IKN ini polanya ekuatorial, perbedaan musim kemarau dan hujan tidak jelas, hampir setiap hari ada hujan. Saat ini (juga) ada gelombang ekuator sehingga hujannya cukup banyak," imbuhnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menjelaskan, IKN memiliki pola hujan ekuatorial.

Pola ini bisa disebut sebagai hujan sepanjang tahun dengan dua puncak curah hujan.
"Pola hujan ekuatorial itu adalah hujan yang turun sepanjang tahun, jadi setiap bulan apapun ya hujan terus, itu di IKN. Jadi isinya ya hujan terus, tidak ada musim kemarau atau musim hujan," jelasnya.
Baca juga: Terjawab Sudah Waktu Tempuh Balikpapan ke IKN Nusantara di Kaltim, Hasil Kebut Jalan Tol Berdampak
Kendala modifikasi cuaca di IKN
Kendati telah dilakukan, Seto mengakui masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan modifikasi cuaca di IKN tersebut.
Unit kerja yang baru dibentuk tersebut belum memiliki infrastruktur, anggaran, maupun peralatan yang mumpuni.
Sehingga, dengan segala keterbatasan tersebut, BMKG masih harus bekerja sama dengan beberapa pihak lain dan memanfaatkan sumber daya milik mereka.
Di sisi lain, pesawat TNI yang digunakan untuk modifikasi cuaca juga terbatas.
Sebab, selain di IKN, pesawat juga digunakan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"Dan saat ini kemampuan secara nasional tentang modifikasi cuaca masih cukup rendah," ungkap Seto.
Baca juga: Jika Prabowo Menambah Jumlah Kementerian, Rumah Menteri di IKN Kurang, Ini Penjelasan PUPR
Meski dengan keterbatasan, pihaknya menegaskan akan terus berupaya untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca secara maksimal.
"Bahwa kemudian pembangunan belum selesai, mudah-mudahan kita akan upayakan lagi supaya operasi modifikasi cuaca ke depan berjalan semakin baik, sampai dengan ini benar-benar mampu memberikan dukungan yang baik pada pembangunan infrastruktur," tuturnya.
Kendati begitu, Seto menilai dengan perkembangan yang ada saat ini, kondisi pembangunan di IKN sudah cukup baik.
Seperti dilaporkan Kompas.com (11/7/2024), pemerintah memastikan bahwa lapangan di halaman Istana Negara IKN sudah siap digunakan untuk upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus mendatang.
Hal itu disampaikan Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam S Ernawi.
"Lapangan upacara sudah pasti sudah bisa, podiumnya juga sudah selesai. Semua sudah berfungsi 100 persen dan siap digunakan untuk upacara," ujar Imam.
Ia mengatakan, lapangan tersebut memiliki kapasitas sekitar 8.000 orang. Namun, bukan berarti seluruh infrastruktur akan selesai dibangun pada 17 Agustus 2024.
"Artinya gini, 17-an itu bukan berarti bangunan-bangunan ini semua selesai di 17 Agustus. Tidak. Tetapi ini fungsional untuk bisa dilakukan kegiatan 17-an," terangnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.