Berita Nasional Terkini
PBNU Segera Klarifikasi, Daftar 5 Cendekiawan NU yang Temui Presiden Israel, Unusia akan Sidang Etik
PBNU sesalkan pertemuan 5 cendekiawan Nahdlatul Ulama dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Unusia akan sidang etik salah satu dosen ikut pertemuan.
TRIBUNKALTIM.CO - Pertemuan 5 cendekiawan Nahdlatul Ulama dengan Presiden Israel Isaac Herzog ramai jadi sorotan di media sosial
Tidak tinggal diam, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pun bersikap terkait pertemuan 5 cendekiawan NU dengan Presiden Israel yang fotonya ramai beredar ini.
Sementara itu, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) akan menggelar sidang etik terhadap salah satu dosen yang ikut dalam pertemuan tersebut, siapa saja cendekiawan NU yang bertemu dengan Presiden Israel yang jadi sorotan?
Diketahui, foto 5 cendekiawan NU bertemu Presiden Israel ini ramai beredar di medsos.
Baca juga: Genosida di Gaza Terus Terjadi, 5 Tokoh NU Malah Menghadap Presiden Israel, PBNU Sesalkan Pertemuan
Baca juga: Israel Terus Caplok Wilayah Tepi Barat, Armenia Resmi Akui Negara Palestina, Dukung Resolusi PBB
Baca juga: Kejahatan Baru Israel, Larang Hewan Kurban Masuk Gaza, Warga Tak Bisa Berkurban di Idul Adha 2024
Dalam foto yang beredar, Presiden Israel duduk dengan menggunakan stelan jas warna biru gelap.
Sedangkan lima cendekiawan muda NU itu terlihat berdiri di belakang Isaac Herzog.
Terlihat, kelima cendekiawan NU ini ada yang mengenakan batik dan jas.
Kelima cendekiawan NU yang bertemu Presiden Israel tersebut adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Ketua PBNU, Savic Ali memastikan kunjungan lima cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) ke Israel atas nama pribadi.
“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi.
Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya.
Ini tindakan yang disesalkan,” katanya Savic.

Savic pun menilai kunjungan yang dilakukan lima cendekiawan NU itu sebagai tindakan yang tak memahami geopolitik dan tidak mengerti kebijakan NU secara organisasi, hingga perasaan seluruh warga NU.
Lebih dari itu, ungkap Savic, kunjungan 5 cendikiawan NU tersebut memperburuk citra NU di mata publik yang selama ini menempatkan posisi berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa Harvard Walk Out Saat Wisuda, Protes Konflik Israel dan Palestina Kian Memanas
“Israel sampai saat ini tak mengakui Palestina dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa.
Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil,” ungkap dia seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv.
Lantas, dikonfirmasi apa sanksi yang akan diberikan PBNU terhadap lima cendekiawan NU yang berkunjung ke Israel.
Savic menuturkan, PBNU akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu.
“Tapi yang jelas, keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin.
Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU,” tegasnya.
Apalagi, sambung Savic, PBNU sedang berkomunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini.
Hal tersebut sebagaiman isi dari pertemuan antara Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dengan Duta Besar Palestina Zuhair al-Shun di Gedung PBNU Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Kamis (11/7).
“Kemarin ada pertemuan antara Ketua Umum Gus Yahya dengan Dubes Palestina membicarakan perkembangan yang terjadi di Pelestina, apa yang bisa dilakukan oleh NU dalam konteks mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan kekerasan yang terjadi terhadap rakyat Palestina,” jelasnya.
Peringatan keras disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf.
Saifullah Yusuf menyatakan akan memanggil kelima orang tersebut.
Baca juga: Jika Turuti Jokowi dan Terima Israel di Indonesia, Hasto Yakin PDIP akan Menang Mudah di Pemilu 2024
"Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan, serta hal-hal prinsip lainnya," ujarnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Antara.
Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, kata Saifullah, maka bukan tidak mungkin kelima orang itu akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau badan otonom PBNU
Kritik dari Organisasi di PBNU
Kritik juga datang dari Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam) PBNU masa khidmah 2022-2027 Ulil Abshar-Abdalla.
Ia angkat bicara terkait kunjungan lima orang Nahdliyin tersebut.
“Saya secara pribadi mengecam dengan keras keberangkatan lima anak NU ke Israel baru-baru ini,” kata Ulil dikutip dari akun media X pribadinya, Minggu malam (14/7/2024).
Dia menegaskan kunjungan itu tidak bisa diterima dengan alasan apapun.
Ulil pun menyebut bahwa kunjungan itu merupakan kunjungan pribadi yang bukan disponsori NU.
“Di tengah kebrutalan Israel saat ini, kunjungan ke Israel, apalagi bertemu dengan Presiden Israel, adalah tindakan yang tidak bisa diterima.
Mereka berangkat atas nama pribadi, bukan NU,” tambahnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Wartakotalive.com di artikel berjudul Inilah Nama 5 Tokoh NU Bertemu Presiden Israel yang Sampai Saat ini Belum Tahu Tujuannya.
Unusia Sidang Etik
Sementara itu, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) akan melakukan sidang etik kepada salah satu dosennya, Zainul Maarif, karena menjadi salah satu dari 5 cendekiawan NU yang bertemu Presiden Israel.
Baca juga: Masjid Al-Aqsa Diserbu Ekstremis Yahudi Israel dan Lakukan Ritual Talmud, Yordania Marah Besar
"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia Dwi Putri melalui keterangan di Jakarta, Senin.
Dwi menjelaskan sidang etik akan dilakukan, mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut.
Ia menegaskan pihaknya mendukung secara penuh kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih terus berlangsung.
Dwi juga menekankan kunjungan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya terhadap Unusia sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
"Pertemuan saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Warga Palestina Kembali ke Rumah yang Telah Hancur di Khan Younis Setelah Penarikan Pasukan Israel
(*)
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.