Berita Nasional Terkini
Demo Kritik Jokowi, Koordinator BEM SI Ngaku Sempat Ditendang Polisi dan Ada yang Bocor Kepala
Demo kritik Jokowi, Koordinator BEM SI ngaku sempat ditendang polisi dan ada mahasiswa yang bocor kepala.
TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa mahasiswa yang ikut demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) harus dirawat di rumah sakit.
Ada yang mengaku ditendang, hingga ada mahasiswa yang kepalanya bocor.
Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Herianto mengaku sempat ditendang oleh polisi saat pembubaran aksi unjuk rasa di samping Patung Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024) malam.
Akibatnya, Herianto kini dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta Pusat.
Baca juga: Alasan Mahasiswa BEM SI Beri Jokowi Nilai 10 dari 100, Minta Presiden Tak Cawe-Cawe di Pilkada 2024
“Diinfus karena kelelahan dan perut kram sempat ditendang pas bentrok sama polisi tadi malam,” tutur Herianto saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (23/7/2024)..
Bukan hanya Herianto, sedikitnya, tiga mahasiswa peserta aksi lain yang juga dirawat di rumah sakit akibat bentrok dengan polisi.
Bahkan, salah seorang mahasiswa disebut mengalami kepala bocor sampai harus dijahit.
“Ada teman yang kepalanya bocor tuh (sampai) dijahit. Terus, ada teman yang tiba-tiba panic attack dan pingsan (karena) ada juga yang kronologinya punya asam lambung gitu,” ujar Koordinator Forum Perempuan BEM SI, Finkan Sri Pratiwi Rambe, saat dihubungi.
Selain tiga orang tersebut, Finkan mengatakan, ada beberapa mahasiswa peserta aksi yang juga terluka akibat bentrok, namun tidak dirawat di rumah sakit.
Saat ini BEM SI masih mendata jumlah mahasiswa yang dirawat.
Menurut Finkan, beberapa peserta terluka karena mendapat pukulan dari polisi ketika berusaha bertahan di samping Patung Arjuna Wijaya.
“Bisa jadi pukulan karena kayu, bisa juga karena lemparan juga karena kemarin kita sempat chaos jadi enggak sempet itu, enggak terkontrol kondisi lapangan,” lanjut dia.

Polisi bantah
Sementara itu, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membantah ada anggotanya yang melakukan pemukulan.
Namun, Susatyo membenarkan bahwa pihaknya mendorong massa saat berupaya membubarkan unjuk rasa.
Baca juga: Pakar Hukum Tata Negara UI Bongkar Kejanggalan Putusan MK yang Loloskan Gibran, BEM SI Kepung Istana
“Tidak ada pemukulan, yang ada membubarkan dan didorong karena waktu sudah lewat jam 18.00 WIB,” ujar Susatyo saat dikonfirmasi.
Menurut Susatyo, polisi bergerak maju karena massa tidak mau membubarkan diri meski sudah berulang kali diperingatkan.
Susatyo juga menyampaikan bahwa ada satu anggotanya yang dilarikan ke RS Polri Kramat Jati karena terkena lemparan batu di mata sebelah kanan dalam aksi.
Adapun dalam demo kemarin, massa menyampaikan kritik terhadap 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Massa menuntut agar bisa bertemu langsung dengan Presiden.
Baca juga: BEM SI Kecam Pemakaian Nama Mahasiswa di Partai Mahasiswa Indonesia
Jika Jokowi tidak bersedia, massa meminta agar siapa pun dari pihak Istana menemui dan mendengarkan tuntutan mereka secara langsung.
Namun, hingga massa dibubarkan paksa oleh polisi, tidak ada satupun pihak Istana yang menemui massa dari aliansi BEM SI.
Demo pun ricuh saat polisi berusaha membubarkan massa. Water cannon digunakan dan satu peleton polisi dengan perisai dan baton pemukul dikerahkan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.