Berita Nasional Terkini

Alasan Mahasiswa BEM SI Beri Jokowi Nilai 10 dari 100, Minta Presiden Tak Cawe-Cawe di Pilkada 2024

Alasan mahasiswa BEM SI beri Jokowi nilai 10 dari 100, minta Presiden tak cawe-cawe di Pilkada 2024

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/Jeprima
Massa aksi demonstrasi yang tergabung dalam BEM SI menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022). Alasan mahasiswa BEM SI beri Jokowi nilai 10 dari 100, minta Presiden tak cawe-cawe di Pilkada 2024 

TRIBUNKALTIM.CO - Berbagai kebijakan Presiden Jokowi mendapat sorotan dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia alias BEM SI.

BEM SI bahkan memberi nilai 10 dari 100 terhadap kinerja Pemerintahan Jokowi selama ini.

Tak hanya itu, BEM SI juga menuntut Presiden Jokowi agar tak cawe-cawe di Pilkada 2024.

Diketahui, BEM SI menggelar unjuk rasa di samping Patung Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024).

Baca juga: Survei Terkini Pilkada Jatim 2024, PKB Kesulitan Cari Lawan Sepadan Buat Khofifah di Jawa Timur

Baca juga: PKB Dapat Jatah Menteri? Cak Imin Keceplosan Soal Nama Kader yang Didorong Masuk Kabinet Prabowo

BEM SI menilai, pemerintahan Jokowi gagal dalam membuat kebijakan yang menyejahterakan rakyat.

“Kalau kita beri nilai ya dari 100 mungkin penilaiannya 10.

90 persen itu (Jokowi) gagal dalam membuat kebijakan,” ujar Koordinator Pusat BEM SI, Herianto, saat ditemui di tengah aksi unjuk rasa.

BEM SI menilai, pemerintahan Jokowi tidak pernah terbuka ke rakyat ketika merumuskan suatu kebijakan.

Setiap pembuatan kebijakan dinilai minim partisipasi publik.

“Di masa pemerintahan Pak Jokowi ini, tidak pernah membuka ruang diri buat masyarakat, tidak pernah melibatkan pemuda, tidak pernah melibatkan masyarakat,” ujar Heri.

Baca juga: Kantor Presiden di IKN Nusantara Resmi Selesai Dibangun, Terjawab Kapan Jokowi Ngantor di Kaltim

Baca juga: Belajar Family Office di Dubai, Luhut Lapor Jokowi dan Prabowo, Ternyata Sederhana

Alhasil, lanjut Heri, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan hanya menguntungkan sejumlah golongan saja, bukan seluruh masyarakat Indonesia.

Adapun dalam demo hari ini, massa menuntut agar bisa bertemu langsung dengan Jokowi.

Jika Jokowi tidak bersedia, massa meminta agar siapa pun dari pihak Istana menemui dan mendengarkan tuntutan mereka secara langsung.

Namun, hingga massa dibubarkan paksa oleh polisi, tidak ada satupun pihak Istana yang menemui massa dari aliansi BEM SI.

Massa yang telah merobohkan satu dinding beton pembatas di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, terpaksa membubarkan diri setelah langkah mereka diadang polisi yang menggunakan water cannon.

Baca juga: Prediksi Calon Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat: Magang Dulu di Pemerintahan Jokowi

Baca juga: Terjawab 5 Alasan Jokowi Pilih IKN Nusantara di Kaltim, Darmono Beber Daerah yang Pas Jadi Ibu Kota

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved