Ibu Kota Negara
Proyek IKN Bawa Berkah Bagi Warga Lokal, Warung Kelontong di Pinggir Jalan Sepaku Cuan Besar
Warung kelontong Bude Lisa buka dari pukul 06:00 hingga 18:00 WITA. Meski berpotensi buka 24 jam, Bude Lisa mengaku tidak sanggup
Penulis: Zainul | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, IKN PENAJAM - Sejumlah pelaku usaha warung kelontong di sekitar jalan poros Ibu kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mengaku meraup keuntungan besar sejak proyek IKN dimulai.
Keuntungan yang signifikan dalam waktu singkat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha kecil ini.
Bude Lisa (53), salah satu pemilik warung kelontong di Kecamatan Sepaku VI PPU, mengungkapkan bahwa dalam dua minggu saja, ia bisa meraih keuntungan sekitar Rp 15-20 juta per minggu.
"Alhamdulillah, selalu ada pembeli. Dalam dua minggu, jika dihitung, bisa mencapai (Rp 20 juta). Tapi kan keuntungan ini diputar lagi untuk membeli bahan-bahan gorengan, es, kopi, dan rokok.
Rokok paling laris dan modalnya juga paling banyak," ujarnya kepada Teibunkaltim.co pada Rabu (24/7).
Baca juga: Istana Ungkap Jadwal Presiden Jokowi ke IKN di Kaltim Akhir Juli 2024, Mulai Berkantor?
Warung kelontong Bude Lisa buka dari pukul 06:00 hingga 18:00 WITA. Meski berpotensi buka 24 jam, Bude Lisa mengaku tidak sanggup karena keterbatasan tenaga.
"Sebenarnya bisa buka 24 jam, tapi saya tidak sanggup karena kelelahan dan tidak ada waktu istirahat, saya sendirian yang menjaga warung," jelasnya.
Menurutnya, pembeli terbanyak relatif ada saat malam hari dan pagi hari ketika pekerja proyek masih beraktivitas melakukan pengecoran pelebaran jalan dan konstruksi proyek penunjang IKN lainnya.
"Kalau malam hari dan pagi itu paling ramai, rokok, minuman dingin seperti ice kopi, dan extra Joss susu paling laku," tambahnya.
Dari pantauan Tribunkaltim.co, warung Bude Lisa sangat sederhana, terbuat dari kayu seadanya dengan atap seng bekas dan dinding terpal bekas. Debu proyek yang menempel pada dinding tidak mengurangi minat para pembeli, seolah mereka percaya debu tersebut hanya menutup bagian luar warung dan tidak mencampuri makanan.
Warung kelontong ini menyediakan beragam minuman sasetan mulai dari seharga Rp 5 ribu per gelas dengan tambahan es jika diinginkan pembeli dan aneka gorengan tahu isi.
Didalam warung, terdapat tempat duduk panjang dan meja kayu sederhana di dalam warung.
Bude Lisa juga mengaku tidak mengeluarkan biaya sewa lahan karena tanah tersebut milik keluarganya. Namun, dia tetap mengeluarkan biaya operasional sekitar Rp 11 juta untuk membangun warung dan membeli bahan jualan. Selain itu, ia juga mengeluarkan biaya Rp 100.000 per empat hari untuk air 1 tandon berkapasitas 1000 liter.
"Tidak ada biaya tambahan lain, hanya itu modalnya. Listrik di sini tidak ada, jadi saya menggunakan tenaga surya. Makanya saya tidak menjual minuman dingin langsung dari kulkas, tetapi dengan es batu," ungkapnya.
Sementara itu, Lidia (45) pemilik warung kelontong lainnya, juga merasakan dampak positif dari proyek IKN. Lidia menuturkan hal yang kurang lebih sama dengan Bude Lisa.
Perusahaan Uni Emirat Arab Bangun Mal dan Masjid di IKN Senilai Rp 3,7 Triliun |
![]() |
---|
Bandara Internasional Nusantara IKN Gelar Kampanye Keselamatan dan Keamanan Penerbangan |
![]() |
---|
Usulan Tambahan Anggaran IKN Rp 14,92 Triliun Ditolak DPR, Kepala OIKN Basuki: Bisa Molor Lagi |
![]() |
---|
Tembus Rp 4,73 Triliun Bangun Rumah Dinas Pimpinan dan Anggota DPR RI di IKN Nusantara Kaltim |
![]() |
---|
IKN Bakal Molor, Usulan Tambahan Anggaran Rp14,92 Triliun Ditolak DPR RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.