Berita Penajam Terkini

Kisah Sukses Petani Jamur di Waru Penajam Paser Utara, dari Coba-coba jadi Buka Lapangan Kerja

Di Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat satu rumah

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
Proses panen jamur tiram. Di Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat satu rumah yang membudidayakan jamur tiram. 

“Saya melihat banyak bekas gergajian yang dibuang begitu saja, padahal itu manfaatnya banyak,” ungkapnya Jumat (26/7/2024).

Bermodal YouTube, ia pun mencari tahu tanaman apa yang bisa ditanam dengan menggunakan limbah gergajian tersebut.

Terbesitlah ide untuk membudidayakan jamur tiram. Ia tentu saja mendapatkan dukungan dari sang istri, karena budidaya jamur tidak perlu berpanas-panasan.

“Ibu pasti mau karena tidak perlu berjemur di bawah matahari,” ucapnya sambil tersenyum.

Sempat Gagal Selama Beberapa Tahun

Ternyata tidak selamanya usaha yang disukai hingga ditekuni dengan penuh keyakinan, bisa berbuah manis dalam waktu singkat.

Kegagalan demi kegagalan dirasakan Abdul Wahab selama beberapa tahun. Mulai dari kesulitan mendapatkan bibit, setelah didapatkan pun harganya mahal, kualitasnya tidak lagi bagus, karena hanya bisa didapatkan di daerah Jawa pada saat itu.

“Kalau sampai sudah tidak bagus, karena pengirimannya kan lama,” ujarnya.

Baca juga: Bekali Pelatihan Budidaya Jamur Tiram, Yasiwa dan Fordas Kutim Sasar Anak Sekolah

Ia mengenang bahwa pada saat itu ia tetap berusaha menanam bibit yang dibeli karena tidak ingin membuangnya begitu saja. Hasilnya, jamur tidak tumbuh subur.

Kendala lainnya yang membuat usahanya tidak berkembang selama beberapa tahun, karena seluruh proses produksi sebelum budidaya, dilakukan manual.

Sebelum memasukkan limbah gergajian yang dicampur dengan sedikit kapur kemudian menjadi baglog, terlebih dahulu harus mereka padatkan dengan menggunakan botol kaca bekas. Itu berguna agar baglog nantinya bisa ditumbuhi jamur dengan jangka waktu yang lama.

Proses itu memakan waktu cukup lama dan menguras tenaga. Dalam seminggu mereka hanya mampu membuat baglog paling banyak 300. Satu baglog harus dikerjakan selama dua jam. Jumlah tersebut menghasilkan jamur tiram sebanyak tiga kilogram per hari.

“Kadang balik modal kadang tidak dengan hasil panen segitu,” ucapnya.

Dapat Bantuan Peralatan hingga Pembinaan 

Pada 2022, lewat rekan nelayannya Abdul Wahab mendapatkan informasi bahwa PHKT memiliki program CSR, yang melirik usaha potensial namun belum bisa berkembang.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved