Tribun Kaltim Hari Ini
Puluhan Ayam Mati Mendadak di Lok Tuan Bontang, Dugaan Awal Kena Virus Tetelo
Puluhan ekor ayam kampung di wilayah Kelurahan Lok Tuan Kota Bontang mati mendadak.
Penulis: Geafry Necolsen | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Puluhan ekor ayam kampung yang mati mendadak di wilayah Kelurahan Lok Tuan, Kota Bontang, sempat membuat panik masyarakat.
Namun, pemerintah menegaskan, penanganan sudah dilakukan dan sampai hari ini kasus serupa tidak ditemukan kembali.
Dari informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, kematian massal unggas tersebut dilaporkan pertama kali oleh warga Kelurahan Lok Tuan, Bontang Utara, Rabu lalu.
Ada 10 ekor ayam kampung yang tiba-tiba mati. Kabar tersebut cepat meluas karena muncul isu flu burung.
Baca juga: Pj Gubernur Akmal Malik Beber 3 Daerah Penurunan Stunting Terendah di Kaltim, Salah Satunya Bontang
Dikonfirmasi, Pejabat Fungsional Ahli Muda Medik Veteriner, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan (DKP3) Riyono menjelaskan, laporan kematian unggas ini telah ditangani pihaknya dengan melakukan sterilisasi di lokasi, penyuluhan kepada masyarakat dan mengambil sampel swab dan darah terhadap unggas yang mati untuk dikirim ke laboratorium Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur.
Riyono mengungkapkan, tidak ditemukan lagi kasus serupa. Namun ia belum memastikan apa yang menjadi penyebab dari matinya puluhan ayam tersebut.
"Dugaan sementara, unggas yang mati diduga karena Newcastle Disease (ND) atau yang kerap disebut tetelo," kata Riyono saat dihubungi Tribunkaltim.co, Jumat (26/7/2024).
Dilansir dari World Organization of Animal Health, ND biasanya menyerang unggas domestik, disebabkan oleh paramixovirus tipe 1.
Baca juga: Tekankan UMKM Center Bontang Milik Bersama, Walikota Basri Rase: Produk Lokal sebagai Kebanggaan
ND menunjukkan gambaran klinis yang mirip dengan influenza, namun perlu dilakukan uji laboratorium untuk menegakkan diagnosis.
Menurut Riyono, ada 3 hal yang menyebabkan virus tersebut muncul.
Pertama keluar masuk unggas, transisi hewan ini tidak bisa dipungkiri juga berpengaruh.
Pasalnya, hewan yang datang dari luar daerah bisa saja membawa virus.
Kedua adalah faktor cuaca dan ketiga yakni kepedulian pemilik unggas.
"Kalau kandangnya kotor, atau cara pemeliharaan yang dilepas begitu saja juga berbahaya. Apalagi kebayakan pemilik ayam kampung ini hampir tidak pernah melakukan vaksin pada ayam miliknya," terangnya.
Baca juga: Dorong Produk Lokal Naik Kelas, Walikota Basri Rase Resmikan UMKM Center di Bontang Utara
Lebih lanjut, Riyono mengatakan untuk hasil uji lab diestimasikan baru keluar minggu depan.
Disinggung apakah virus Newcastle Disease (ND) menular ke manusia, Riyono menjelaskan, penyakit tersebut tidak berbahaya untuk manusia.
Tetapi ia tetap mengingatkan, agar masyarakat hidup dengan pola sehat.
Sebelum makan mencuci tangan. Khusus untuk konsumsi ayam, agar dilakukan perebusan terlebih dahulu sebelum diolah untuk disantap.
"Hasil uji lab-nya belum keluar. Apakah ada penyakit lain yang muncul atau tidak. Jadi kami menghimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat, karena dengan cara itu akan lebih menjaga kemungkinan dari persoalan penyakit," pungkasnya. (mrd)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.