Uji Coba Taksi Terbang di Samarinda

Taksi Terbang yang Diujicoba di Bandara APT Pranoto Samarinda Masih Tanpa Awak

Proses uji coba sempat berjalan tertutup. Namun pada akhirnya awak media dapat mengikuti konferensi pers usai kegiatan

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Rita Lavenia
Proses Uji coba taksi terbang tanpa awak dan Percontohan (prototype) di Bandara APT Pranoto Samarinda, Senin (29/7/2024) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Uji terbang sky taxi atau taksi terbang di Bandara APT Pranoto Samarinda, Senin (29/7/2024) berjalan lancar.

Proses uji coba sempat berjalan tertutup. Namun pada akhirnya awak media dapat mengikuti konferensi pers usai kegiatan.

Kendati demikian awak media juga tak berkesempatan melihat secara langsung desain taksi terbang bernomor lambung HL016X yang diuji kali ini.

Tetapi awak media dapat melihat prototype dari taksi terbang yang akan dioperasikan pada waktunya nanti.

Baca juga: Penampakan Pertama Kali Uji Coba Sky Taxi di Langit Samarinda

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Mohammed Ali Berawi mengatakan yang diuji masih berupa taksi terbang yang menjadi riset buatan Hyundai Motors Company dan Korea Aerospace Research Institute (KARI).

Uji coba tersebut juga hanya bersifat PoC tanpa awak atau penumpang.

Uji coba terhadap taksi terbang dengan nomor lambung HL016X itu dilakukan selama 5-10 menit.

Taksi terbang itu menjelajah wilayah Bandara APT Pranoto membentuk path angka 8 di ketinggian 50-80 meter dengan kecepatan 50 kilometer.

M. Ali Berawi menjelaskan uji coba ini merupakan implementasi pengembangan dan pemanfaatan transportasi udara termutakhir.

Ia melanjutkan teknologi moda transportasi udara atau Urban Air Mobility-Advanced Air Mobility (UAM-AAM) terbaru ini merupakan bagian dari pengembangan sistem transportasi cerdas di IKN. 

"Taksi terbang ini sejatinya dapat mengudara dengan kecepatan 200 kilometer per jam dengan daya angkut muat 100 kilogram dan terbang pada ketinggian 50-80 meter," jelasnya.

"Tapi masih perlu kajian teknis lebih mendalam. Terutama safetynya, kajian kelayakannya, regulasi dan pemanfaatannya yang cocok dengan pembangunan IKN," imbuh Ali Berawi.

Pembangunan ekosistem UAM-AAM di Indonesia ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) OIKN dengan Hyundai Motor Company di Bali saat B2p Summit 2022.(*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved