Berita Internasional Terkini
Atlet Tinju Australia, Tina Rahimi Suarakan Kontroversi Penggunaan Hijab saat Olimpiade Paris 2024
Pemerintah Prancis yang melarang atlet wanita mengenakan hijab pada olimpiade Paris telah memicu kontroversi dan kritik tajam dari berbagai kalangan.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Dzakkyah Putri
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Prancis yang melarang atlet wanita mengenakan hijab pada Olimpiade Paris telah memicu kontroversi dan kritik tajam dari berbagai kalangan.
Kritik tersebut termasuk dari petinju asal Australia, Tina Rahimi.
Melalui sebuah postingan di Instagram yang diunggah pada Senin, 29 Juli 2024, Tina Rahimi menegaskan bahwa wanita memiliki hak untuk memilih bagaimana mereka berpakaian, dengan atau tanpa hijab.
Ia menyatakan kebanggaannya mengenakan hijab sebagai bagian dari agamanya dan mengecam kebijakan yang memaksa atlet untuk memilih antara keyakinan agama dan olahraga.
Petinju asal Australia Tina Rahimi mengkritik larangan penguinaan jilbab di Prancis bagi atlet wanita di Olimpiade.
Baca juga: Celine Dion Tampil di Olimpiade Paris, Pertama Kali Sejak Penyakit Stiff Syndrome yang Dideritanya
Dalam postingan Instagramnya melalui caption ia mengatakan "Women have the right to choose how they want to dress. WITH or WITHOUT hijab. I CHOOSE to wear the hijab as apart of my religion and I am PROUD to do so. You shouldn’t have to choose between your beliefs/religion or your sport. This is what the French athletes are forced to do. (The hijab ban only affects French athletes) No matter how you look or dress, what your ethnicity is or what religion you follow. We all come together to achieve that one dream. To compete and to win. No one should be excluded. Discrimination is not welcome in sport, specifically in the Olympics and what it stands for."
Yang memiliki arti "Wanita memiliki hak untuk memilih bagaimana mereka ingin berpakaian. Dengan atau tanpa hijab. Saya MEMILIH untuk mengenakan hijab sebagai bagian dari agama saya dan saya BANGGA melakukannya,"
"Anda tidak harus memilih antara keyakinan/agama atau olahraga Anda. Inilah yang terpaksa dilakukan oleh para atlet Prancis. (Larangan hijab hanya berdampak pada atlet Prancis),"
"Tidak peduli bagaimana penampilan atau cara berpakaian Anda, apa etnis Anda atau agama yang Anda anut. Kita semua bersatu untuk mencapai satu mimpi,"
"Berkompetisi dan menang. Tidak ada yang boleh dikecualikan. Diskriminasi tidak diterima dalam olahraga, khususnya di Olimpiade dan apa yang diperjuangkannya."
Hal tersebut menjadi ramai di media sosial dan perbincangan di kalangan muslim dunia terkait pengunaan hijab.
Komentarnya terkait dengan larangan Prancis terhadap atlet perempuannya sendiri untuk mengenakan jilbab atau penutup kepala apa pun saat berkompetisi di Olimpiade dan Paralimpiade di Paris menuai respon postif bagi warganet.
Banyak yang mendukung tindakannya terkait dirinya menyuarakan hal tersebut.
Melansir dari Womens Agenda Keputusan tersebut telah memicu kemarahan dari kelompok hak asasi manusia yang mengatakan bahwa hal itu merupakan bentuk "diskriminasi gender rasis".
Kemudian larangan jilbab di olimpiade Prancis hanya berlaku bagi atlet nasionalnya, tidak bagi atlet tamu dari negara lain.
Mikrofon Ternyata Memang Sengaja Dimatikan Saat Prabowo Masih Pidato di PBB, Begini Alasannya |
![]() |
---|
Daftar 10 Kota dengan Harga Tiket Bioskop Termahal di Dunia 2025 |
![]() |
---|
Angkuhnya Netanyahu, Ancam Bakal Balas Negara-negara yang Akui Palestina Usai Bertemu Trump |
![]() |
---|
10 Daftar Negara dengan Tingkat Kelaparan Tertinggi di Dunia, 350 Juta Jiwa Terancam |
![]() |
---|
145 Negara Akui Palestina, Terbaru Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal yang Bikin Israel Murka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.