Berita Samarinda Terkini
Rehab Pasar Pagi Belum Juga Rampung, Pemkot Samarinda Janji Tanggung Biaya Sewa Lapak
Rehab Pasar Pagi belum juga rampung, Pemkot Samarinda janji tanggung biaya sewa lapak.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Meski ditargetkan selesai dengan cepat, namun pembangunan ulang bangunan Pasar Pagi belum juga menunjukkan bentuk fisiknya.
Sebanyak 2.856 pedagang Pasar Pagi Samarinda pun harus kembali bersabar.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Samarinda merelokasi pedagang basah seperti ayam, ikan, daging, serta sayur mayur ke Pasar Sungai Dama Baru.
Sementara pedagang konveksi direlokasi ke Mal Segiri Grosir Samarinda.
Baca juga: 10 Rekomendasi Makanan dengan Citra Rasa Unik dan Lezat, Favorit Wisata Kuliner Samarinda
Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda nyatanya siap jika harus kembali menanggung biaya sewa lapak ribuan pedagang tersebut hingga pembangunan rampung.
Khususnya para pedagang yang kini menempati Mal Segiri Grosir Samarinda.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda, Marnabas Patiroy, belum lama ini.
"Kita jamin sampai selesai pembangunan. Kemarin kami sediakan Rp 9 miliar untuk digunakan di Segiri Grosir, tetapi yang terpakai Rp 7 miliar," ungkapnya.
Marnabas mengaku, pihaknya juga tengah berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terkait estimasi pembangunan ulang Pasar Pagi.
Baca juga: Respons Walikota Samarinda Soal Demo Orangtua Murid, Andi Harun sebut Sejumlah Opsi untuk Buku Paket
Pihaknya juga dapat memastikan kebutuhan subsidi yang akan disiapkan selama masa pembangunan ulang pasar legendaris ini.
"Dan sebenarnya ada banyak cara, tapi yang jelas kata kuncinya adalah mereka tidak bayar sampai mereka kembali lagi," tutur Marnabas.
Terkait dengan nasib pedagang emas Pasar Pagi, Disdag juga memberikan opsi relokasi ke SGS secara gratis, namun sebagian menolak lantaran beberapa alasan.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan juga bahwa pihaknya akan memberikan subsidi kepada sebagian pedagang emas memilih menyewa lapak secara mandiri di Mal Mesra Indah dengan harga sewa yang terlampau tinggi.
"Di Mesra masih kami rumuskan, karena bentuk subsidi itu kan ada jalurnya. Minimal kita samakan dengan yang ada di Segiri Grosir. Saat ini sedang disusun," tutupnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.