Berita Internasional Terkini

Kemlu Imbau WNI Tinggalkan Lebanon Imbas Timur Tengah Memanas, Hotline KBRI untuk yang Butuh Bantuan

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) imbau WNI tinggalkan wilayah Lebanon imbas Timur Tengah memanas, ini nomor Hotline KBRI untuk yang butuh bantuan.

DOK. Humas Kemenlu
Menlu RI Retno Marsudi - Menteri Luar Negerai RI dalam pertemuan ASEAN Foreign Ministers (AMM) Retreat di Luang Prabang, Laos, pada Senin (29/1/2024). Kementerian Luar Negeri (Kemlu) imbau WNI tinggalkan wilayah Lebanon imbas Timur Tengah memanas, ini nomor Hotline KBRI untuk yang butuh bantuan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengimbau agar Warga Negara Indonesia (WNI) meninggalkan wilayah Lebanon imbas Timur Tengah yang memanas.

Kemlu juga mengimbau agar WNI tak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik.

Imbauan ini dikutip dari website Kemlu, kemlu.go.id.

Berikut ini imbauan lengkap Kemlu untuk WNI.

Baca juga: Profil Saleh Al Arouri, Wakil Pemimpin Hamas yang Tewas di Lebanon, Hezbollah Ikut Berang

Imbauan terkait Situasi di Timur Tengah

Mencermati perkembangan kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini, demi keselamatan dan keamanan, kami mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik.

Kami juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh Perwakilan RI.

Khusus bagi WNI di wilayah Lebanon diimbau untuk dapat segera meninggalkan wilayah Lebanon.

Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline:

1. KBRI Beirut: +961 7 0817 310
2. KBRI Tehran: +989 0 2466 8889
3. KBRI Amman: +962 7 7915 0407
4. Direktorat Pelindungan WNI: +62 812 9007 0027

Dilansir dari Kompas.com,  semakin banyak negara yang memerintahkan warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran akan pecahnya perang antara Israel dan Hezbollah.

AS dan Inggris telah mengawali seruan tersebut pada Sabtu (3/8/2024).

 

Pada Minggu (4/8/2024) ini, giliran Perancis, Kanada, Yordania, dan Arab Saudi yang menyerukan warganya untuk meninggalkan Lebanon.

Perancis telah memperingatkan situasi "sangat tidak stabil" di Lebanon saat Iran dan sekutunya mengancam akan menanggapi pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Iran bersama dengan Hamas dan sekutunya yang berbasis di Lebanon, Hezbollah, yang didukung oleh Iran, menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024).

Haniyeh terbunuh sehari setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hezbolllah, Fuad Chokr, di dekat Beirut.

Dalam sebuah pernyataan di Media sosial X, Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Beirut menyatakan, mereka telah mengikuti perkembangan di Lebanon selatan, dekat perbatasan dengan Israel, dan mengulangi seruannya agar warga negara Arab Saudi segera meninggalkan wilayah Lebanon.

Baca juga: Hamas dan Fatah Palestina Akhirnya Berdamai Usai Dimediasi China, Ini Agenda Politiknya Pascaperang

Beberapa maskapai penerbangan Barat juga telah menangguhkan penerbangan ke Lebanon dan bandara-bandara lain di wilayah tersebut.

Pada Minggu, Qatar Airways mengatakan rute Doha-Beirut akan beroperasi secara eksklusif pada siang hari setidaknya hingga Senin (5/8/2024).

Pembunuhan Haniyeh bagaimanapun telah memicu sumpah pembalasan dari Iran dan apa yang disebut sebagai "poros perlawanan" kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh Teheran.

Israel, yang dituduh oleh Hamas, Iran, dan pihak-pihak lain sebagai pelaku serangan yang menewaskan Haniyeh, belum memberikan komentar secara langsung. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

Ikuti berita populer lainnya di Google News Tribun Kaltim

Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp Tribun Kaltim

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved