Ibu Kota Negara

Air Bersih Bisnis Gurih di IKN Kalimantan Timur, Memutar Miliaran Rupiah Setiap Bulan

Bisnis ini memutar miliaran uang setiap bulannya, mengingat kehadiran ribuan pendatang termasuk ribuan pekerja konstruksi IKN di wilayah Sepaku, PPU.

Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO/SETYA KRISNA SUMARGO
Suasana depo penyedia air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN), wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu (18/8/2024). Penyediaan air bersih kini menjadi bisnis paling gurih di IKN dan wilayah sekitarnya. 

TRIBUNKALTIM.CO, NUSANTARA - Penyediaan air bersih kini menjadi bisnis paling gurih di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan wilayah sekitarnya.

Bisnis lain yang melejit antara lain rumah makan dan kos atau rumah kontrakan.

Bisnis ini memutar miliaran uang setiap bulannya, mengingat kehadiran ribuan pendatang termasuk ribuan pekerja konstruksi IKN di wilayah Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur

Eko Hadi, warga Tulungagung, Jawa Timur, mengaku enam bulan lalu datang di Sepaku, dan kini telah mempekerjakan 12 orang di depo penyedia air bersih yang dibukanya.

"Jika dirata-rata sebulan ya seratusan juta omzetnya. Depo kami hanya satu dari puluhan depo penyuplai air bersih," kata Eko Hadi, Minggu (18/8/2024). 

Baca juga: Dampak IKN Nusantara, Jumlah Kendaraan dan Penduduk Meningkat di Balikpapan, Air Bersih Jadi Soal?

Ia sebelumnya berbisnis di Palembang, Sumsel.

Jika dirata-rata tiap depo atau pangkalan omzet Rp 100 juta per bulan, bisa dihitung jika minimal saja ada 10 depo.

"Ya bisa dihitung miliaran muternya tiap bulan," imbuh Eko. 

Suasana depo penyedia air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN), wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu (18/8/2024). Penyediaan air bersih kini menjadi bisnis paling gurih di IKN dan wilayah sekitarnya.
Suasana depo penyedia air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN), wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu (18/8/2024). Penyediaan air bersih kini menjadi bisnis paling gurih di IKN dan wilayah sekitarnya. (TRIBUNKALTIM.CO/SETYA KRISNA SUMARGO)

Ia setengah tahun lalu datang ke Sepaku karena penasaran peluang bisnis apa yang bisa dioptimalkan.

Ia mula-mula melihat peluang ada di sektor kos-kosan atau kontrakan karena kebutuhan tempat tinggal pekerja sangat besar.

Ia lalu mencari lahan untuk disewa dan rencana akan ia bangun semacam kos atau kontrakan atau bedeng untuk disewakan.

Alat berat ia datangkan dari Palembang.

"Sewa alat di sini mahal, karena di Palembang ada, saya kirim ke sini (Sepaku)," imbuhnya.

Ternyata rencana itu tinggal rencana.

Eko melihat ada peluang bisnis yang cepat diputar modalnya, penyediaan air bersih.

Air memang menjadi problem besar di wilayah IKN hingga saat ini.

Pemerintah telah membangun Bendungan Sepaku Semoi sebagai calon air baku. Tapi diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan di IKN. 

Baca juga: Jamin Pasokan Air Bersih di IKN, Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Sepaku Semoi

Sementara saat ini ribuan pekerja konstruksi, kantor kontraktor, unit logistik dan penyedia sarana prasarana proyek berada di luar kawasan inti yang sedang dikebut pembangunannya.

"Akhirnya saya tunda dulu rencana bikin kos atau kontrakan, saya putar haluan siapkan sarana penjernihan air dan siap memasok ke siapa saja," bener Eko Hadi. 

Keputusannya tidak keliru.

Bisnis air mengalir tidak putus-putusnya, harga jual cukup ramah, minim persoalan karena umumnya pembayaran juga sangat mudah. 

Mengambil air baku dari Sungai Sepaku yang keruh, anak buah Eko Hadi membuat dua kolam penampungan sekaligus penjernihan.

Air yang sudah dijernihkan menggunakan bahan kimia aluminium sulfat ditampung di kolam kedua.

Dari kolam kedua, air disedot ke bak penampungan di depo tepi jalan Sepaku 2, dan langsung bisa diisikan ke mobil-mobil pembawa tandon atau tangki air yang datang dan pergi hampir tanpa putus.

Baca juga: LIVE - Belum Ada Jaringan PDAM, Warga Sepaku di Sekitar IKN Kaltim Masih harus Beli Air Bersih

Rata-rata satu tandon atau tangki air berkapasitas 1.200 liter dan ada yang 5.000 liter.

Satu tangki 1.200 liter harga bayarnya hanya Rp 20.000 dari depo.

Tangki volume 5.000 liter bayarnya Rp 100.000 di depo.

Distribusi air bersih di mobil tangki itu kemudian juga jadi bisnis baru bagi warga Sepaku.

Mereka berkeliling mengirim ke pembeli rumahan maupun ke perusahaan dengan harga lebih tinggi. 

Jika dihitung termasuk penjualan eceran di tingkat pengedar air bersih, nilai putaran uang di bisnis air bersih di kawasan IKN ini bisa berlipat-lipat miliaran rupiah.

Sulitnya Mendapat Air Bersih

Selain memenuhi kebutuhan proyek IKN berikut ribuan pekerja konstruksi di dalamnya, air bersih ini juga dibeli warga masyarakat biasa di Sepaku

Air bersih sudah jadi masalah sejak sebelum proyek IKN dimulai.

Masyarakat sangat tergantung sumber air sungai yang melimpah di musim hujan, tapi mengering di saat kemarau.

Sumber air sumur sangat terbatas, karena umumnya air mengandung zat besi yang cukup parah.

Andoko, warga Desa Bumi Harapan di Sepaku mengatakan, sejak proyek IKN dimulai, sumber air cepat mengering karena memenuhi kebutuhan yang meningkat berkali lipat. 

Baca juga: Bisnis Air Bersih di Sepaku IKN Laku Keras, Mayoritas Warga Masih Andalkan Air dari Luar

Sebelum ada IKN, warga relatif tidak punya masalah dengan ketersediaan air bersih.

Jaringan PDAM belum ada di wilayah Sepaku. Jika terjadi krisis, warga akhirnya membeli.

"Ya, karena belum masuk sampai sini jaringan PDAM, jadi air kita beli di luar," ujar Riko, warga Bumi Harapan di Kecamatan Sepaku.

Di tingkat konsumen atau warga, air bersih dari luar dibeli seharga Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per tandon dengan kapasitas 1.200 liter.

Bisa dihitung berapa selisih harga dari depo hingga ke tingkat konsumen.

Mobil pengangkut air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN), wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu (18/8/2024).
Mobil pengangkut air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN), wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu (18/8/2024). (TRIBUNKALTIM.CO/SETYA KRISNA SUMARGO)

Selain membeli air dari luar, sebagian warga juga memiliki sumur sendiri yang digali di samping rumah.

Namun, saat musim hujan tiba, air sumur sering kali menjadi kotor dan memaksa warga untuk kembali membeli air dari luar.

"Ada sumur sendiri, tapi kalau hujan deras berhari-hari itu kita pesan dari luar karena air sumurnya kotor kemasukan lumpur tanah," timpal Hasna, juga warga Desa Bumi Harapan.

"Alhamdulillah lumayan, sehari itu bisa sampai 10 tandon yang pesan," ujar Udin, seorang penjual air keliling di Sepaku.

Ia menggunakan mobil pikap yang sudah dipasangi tangki dan pompa.

Udin menjelaskan, air yang dijualnya dibeli dari pemilik sumur bor seharga Rp 20 atau 25 ribu per tandon berkapasitas 1.200 hingga 1.500 liter.

Air tersebut kemudian dimuat pakai mobil pick up dan dijual kepada pelanggan dengan harga yang bervariasi tergantung jarak dan lokasi pengantaran.

"Kita beli juga Rp 25.000 satu tandon begini. Tergantung jarak, kalau dekat di sekitaran Sepaku atau dekat arah Titik Nol IKN itu Rp 80.000 satu tandon, tapi kalau ke atas lagi itu bisa Rp 100.000," jelasnya.

Baca juga: Harga Rumah Subsidi di IKN Rp182 Juta, Durasi Pembangunan Cepat Tahan Gempa

Udin menambahkan, pelanggan terbanyak berasal dari rumah-rumah kontrakan, kos-kosan, penginapan, atau guest house yang tumbuh bak cendawan di sekitar proyek IKN.

"Sehari itu mereka bisa pesan tiga sampai lima tandon karena tamu penginapan mereka penuh jadi otomatis kebutuhan air juga banyak," ungkapnya.

Ketiadaan jaringan PDAM di Sepaku membuat warga harus mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Hingga jaringan PDAM masuk, solusi ini menjadi andalan bagi warga Sepaku dalam menghadapi keterbatasan air bersih.

Sementara untuk kawasan inti IKN, pasok air sebagian mulai dialirkan dari fasilitas penjernihan di Bendungan Sepaku Semoi, berjarak lebih kurang 30 kilometer dari Titik Nol IKN.

Pemerintah juga telah mendesain kolam-kolam retensi dan embung-embung di sekitar kawasan inti IKN yang diharapkan total bisa sampai berjumlah 60 titik.

Jurnalis Tribun Network Setya Krisna Sumargo saat mewawancarai Plt Wakil Kepala Badan Otorita IKN Raja Juli Antoni, Minggu (18/8/2024) di IKN, Kalimantan Timur.
Jurnalis Tribun Network Setya Krisna Sumargo saat mewawancarai Plt Wakil Kepala Badan Otorita IKN Raja Juli Antoni, Minggu (18/8/2024) di IKN, Kalimantan Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL)

Kolam retensi dan embung itu diharapkan juga bisa jadi sumber air baku skala kecil memenuhi kebutuhan air bersih IKN.

"Kita tengah menyiapkan kolam retensi dan embung yang jumlahnya sampai 60 lokasi di kawasan ini, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air di IKN," kata Raja Juli Antoni, Plt Wakil Kepala Badan Otorita IKN.

(Tribun Network/Setya Krisna Sumargo)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved