Berita Nasional Terkini

Stafsus Jokowi Bocorkan soal Kabinet Prabowo-Gibran, Reshuffle Menteri Ternyata Saling Berhubungan

Stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi) bocorkan soal kabinet Prabowo-Gibran, reshuffle bagian dari program yang berkelanjutan.

YouTube/Sekretariat Presiden
RESHUFFLE KABINET - Stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi) bocorkan soal kabinet Prabowo-Gibran, reshuffle bagian dari program yang berkelanjutan. 

Kemudian, Bahlil Lahadalia dilantik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggantikan Arifin Tasrif.

Ketiga, Rosan Perkasa Roeslani dilantik menjadi Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Rosan menggantikan Bahlil yang sebelumnya memegang posisi tersebut. 

Lalu, ada Hasan Nasbi dilantik sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

 Diketahui, Rosan dan Hasan merupakan bagian dari Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.

 Selanjutnya ada, Taruna Ikrar dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), menggantikan Penny Lukito.

 Lalu, Dadan Hindayana, dosen Institut Pertanian Bogor yang dilantik menjadi Kepala Badan Gizi Nasional.

Lima pesan Jokowi ke Taruna Ikrar

Taruna Ikrar mengungkap 5 pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya usai dilantik sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Pesan pertama, Taruna diingatkan soal harga obat di Indonesia yang berbeda dengan harga obat di negara lain.

"Kenapa? Ternyata kan kalau pengamatan saya harga tadi mahal karena obat itu kan intinya terbagi tiga. Ada obat yang paten, terus ada obat generik, tapi ada di antaranya itu. Dan disitu kita melihat perlu diregulasi dengan baik. Itu yang pertama," kata Taruna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/8/2024).

Baca juga: Kepala Badan Gizi Nasional: Program Makan Bergizi Gratis Kabinet Prabowo-Gibran Mulai 2 Januari 2025

 Kedua, Taruna bicara soal terkait koordinasi antar lembaga. Taruna mengatakan BPOM nantinya akan sering berkoordinasi dengan BPJS, Kementerian Kesehatan, asosiasi farmasi, asosiasi perusahaan obat, hingga asosiasi perusahaan makanan.

"Yang ketiga, banyak sekali obat-obat yang sebetulnya sudah menjadi obat baru, produk inovasi, misalnya produk biologi, sudah disahkan misalnya di Eropa atau di Amerika," kata dia.

"Bertahun-tahun sampai disini belum masuk ke Indonesia, dan itu menyebabkan semakin mahalnya obat. Nah, ternyata ada aspek dalam jangkauan tersebut yang perlu di-trick secara spesifik," ujar Taruna.

Keempat, Jokowi berpesan kepada Taruna soal pentingnya inovasi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved