Berita Kaltim Terkini
Dinkes Kaltim Ungkap Penyebaran Cacar Monyet, Dokter Jaya: Kaltim Masih 0 Kasus
Belakangan ramai di pemberitaan mengenai penyebaran monkeypox (mpox) atau cacar monyet yang diisukan mulai memasuki wilayah Asia termasuk Indonesia
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Belakangan ramai di pemberitaan mengenai penyebaran monkeypox (mpox) atau cacar monyet yang diisukan mulai memasuki wilayah Asia termasuk Indonesia.
Bahkan beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo telah mengadakan rapat tertutup guna membahas penanganan virus langka asal Benua Afrika tersebut.
Bagaimana dengan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri?
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, dr. Jaya Mualimin menegaskan sejauh ini tidak ada laporan terkait cacar monyet.
Memang beberapa waktu lalu dikabarkan ada belasan kasus di temukan di DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan sejumlah wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB) lainnya.
Baca juga: Heboh Kasus Mpox atau Cacar Monyet Meningkat, Kenali Lebih Dalam Penyebaran hingga Pengobatannya
Baca juga: Waspada Cacar Monyet, Dinkes Samarinda Imbau Masyarakat Kenali Gejala Awal
Namun ia menegaskan dari informasi Kementerian Kesehatan, dari hasil pemeriksaan khusus tidak ditemukan adanya penularan virus mpox di sejumlah orang tersebut.
"Memang mereka telah melakukan perjalanan dari Afrika. Makanya dilakukan tes untuk antisipasi. Tapi hasilnya negatif," beber dr. Jaya Mualimin kepada Tribunkaltim.co, Selasa (3/9/2024).
Ia juga kembali menegaskan bahwa di Indonesia belum ditemukan adanya sebaran cacar monyet, apalagi di Benua Etam.
Lagipula jelasnya, virus ini berpotensi menyerang laki-laki penyuka sesama jenis (gay).
"Di wilayah WIB banyak penyuka sesama jenis. Di Kaltim juga ada. Nah kelompok ini yang lebih berisiko. Beruntungnya belum ada ditemukan kasus (cacar monyet)," ulangnya.
Kendati demikian, ungkapnya, guna pencegahan, Kementerian Kesehatan RI telah meminta kurang lebih 10.000 dosis vaksin cacar monyet kepada organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).
"Akan disebar se-Indonesia. Sasaran utama laki-laki penyuka sesama jenis, petugas lab dan tenaga medis," ungkapnya.
Selain itu dalam waktu dekat Kemenkes RI juga akan mengadakan pertemuan Indonesia Africa Forum di Bali guna membahas terkait cacar monyet ini.
Kemenkes RI termasuk Dinkes Kaltim juga akan melakukan pengecekan deteksi dini dari pintu masuk bandara terutama bagi warga yang melakukan perjalanan dari luar negeri.
"Kita juga tekankan kepada pekerja pariwisata, perhotelan supaya berhati-hati dan gunakan APD saat melakukan pembersihan," sarannya.
"Saat ini 0 kasus. Tapi kita tetap harus mengantisipasi transmisi mpox dari Afrika ke Indonesia," tegasnya.
Untuk diketahui mpox diawali dengan terjadinya demam tinggi disusul bintik bintik mirip cacar pada kulit, ada nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.
Baca juga: Waspada Cacar Monyet, Dinas Kesehatan Kota Bontang Gencar Sosialisasi
Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam.
Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Cacar ini akan sembuh sendiri pada 2 minggu sampai 1 bulan. Tapi beberapa individu mengalami komplikasi medis berujung kematian. (*)
Sengketa Kampung Sidrap Antara Kutim dan Bontang Tungggu Putusan Mahkamah Konstitusi |
![]() |
---|
5 SMA Terbaik di Kalimantan Timur Versi Nilai UTBK, Mana Favoritmu? |
![]() |
---|
Target Emas, 60 Atlet Rugby Kaltim Berlaga di Kejurnas Yogyakarta |
![]() |
---|
Penerapan Royalti Musik Harus Seimbang, DPRD Kaltim Soroti Dampak ke UMKM |
![]() |
---|
Tawa Anak hingga Bhayangkari Pecahkan Suasana Lomba HUT ke-80 RI Brimob Polda Kaltim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.