Berita Kukar Terkini

Dampak Program Kukar Idaman Gagasan Edi Damansyah: Menggerakkan Perahu, Mengantarkan Harapan Nelayan

Berkat program Kukar Idaman gagasan Bupati Edi Damansyah dan Wabup Rendi Solihin, pelan-pelan jalan berliku para nelayan menemukan secercah harapan.

IST
Program Kukar Idaman gagasan Bupati Edi Damansyah dan Wabup Rendi Solihin, pelan-pelan mengantarkan harapan kepada para nelayan tangkap. Kini, para nelayan di Kukar berharap keberlanjutan dari program tersebut. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Di sudut tenang Desa Jantur Selatan, tepi Danau Jempang, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, menyimpan cerita hidup yang penuh liku dari para nelayan tangkap. Berkat program Kukar Idaman gagasan Bupati Edi Damansyah dan Wabup Rendi Solihin, pelan-pelan jalan berliku itu menemukan secercah harapan.

Angin pagi membawa aroma segar air danau, sementara suara mesin ketinting yang baru dihidupkan bergema di kejauhan. 

Di antara suara tersebut, ada satu mesin yang bekerja lebih keras, memecah kesunyian dengan deru yang tak asing lagi bagi Barkati, seorang nelayan tangkap dan anggota Kelompok Maju Bersama.

Barkati mengingat betul momen saat kelompoknya pertama kali menerima bantuan dari Pemkab Kukar pada 2019. 

"Mesin ketinting pertama yang kami terima waktu itu benar-benar menjadi penyelamat. Perjalanan kami ke Danau Jempang untuk menangkap ikan menjadi lebih mudah dan cepat," ujarnya sambil menyeka keringat di dahi.

Baca juga: Bupati Edi Damansyah dan Danrem 091/ASN Panen Raya Padi demi Ketahanan Pangan Kukar

Mesin-mesin ini, dengan kapasitas 16 PK, bukan sekadar alat bagi Barkati dan rekan-rekannya; mereka adalah penghubung antara keberanian melawan alam dan kemampuan membawa pulang hasil tangkapan untuk keluarga di rumah.

Program Kukar Idaman gagasan Bupati Edi Damansyah dan Wabup Rendi Solihin, pelan-pelan mengantarkan harapan kepada para nelayan tangkap. Kini, para nelayan di Kukar berharap keberlanjutan dari program tersebut.
Program Kukar Idaman gagasan Bupati Edi Damansyah dan Wabup Rendi Solihin, pelan-pelan mengantarkan harapan kepada para nelayan tangkap. Kini, para nelayan di Kukar berharap keberlanjutan dari program tersebut. (IST)

Dulu, dengan mesin ces yang hanya berkapasitas 5 atau 6 PK, nelayan seperti Barkati harus berjuang keras.

"Mesin-mesin kecil itu kadang tidak kuat melawan arus, apalagi kalau angin kencang," kenangnya.

Tapi kini, perahu-perahu fiber sepanjang tujuh meter yang dibekali mesin-mesin baru itu melaju dengan percaya diri, menantang danau dengan tenang.

"Bahan fiber ini juga lebih tahan lama, bisa sampai lima atau enam tahun digunakan untuk bekerja," kata Barkati, menjelaskan betapa pentingnya perahu-perahu ini bagi kelangsungan mata pencaharian mereka.

Baca juga: Inovasi Edi Damansyah Orbitkan Talenta dari Bumi Kukar, Beasiswa Idaman jadi Kunci Masa Depan IKN

Namun, tidak semua kisah adalah cerita kemenangan.

Harga ikan nila, tangkapan utama di Danau Jempang, kini sedang berada di titik terendah.

"Sekarang ini, harga sekilo ikan nila cuma Rp 1.000. Itu pun sulit terjual," keluh Barkati.

Ketika harga bahan bakar melambung hingga Rp 14.000 per liter, setiap tetes Pertalite terasa mahal, membawa beban yang lebih berat ke bahu nelayan.

"Kami sudah diminta pemkab membuat kartu, katanya untuk subsidi minyak. Itu yang kami tunggu-tunggu," tambahnya, matanya penuh harap.

Baca juga: Duka Edi Damansyah Lihat Korban Kebakaran di Tenggarong Kukar, Ini Pesannya untuk Warga

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved