Berita Kukar Terkini
Keberlanjutan Program Kukar Idaman, Harapan Masyarakat untuk Masa Depan Sejahtera
Keberlanjutan program Kukar Idaman, harapan masyarakat untuk masa depan sejahtera.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Di sebuah pagi yang tenang di Desa Bukit Jering, Kecamatan Muara Kaman, Roni -seorang buruh sawit berusia 46 tahun- berdiri di halaman rumahnya yang sederhana.
Pada pertengahan 2024, keluarganya menyambut kelahiran anak keempat mereka, sebuah kebahagiaan yang seketika diliputi kekhawatiran.
Istrinya melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Am Parikesit Tenggarong Seberang, namun biaya persalinan menjadi bayang-bayang yang menghantui.
Dengan penghasilan yang pas-pasan, Roni sadar bahwa menanggung biaya tersebut dari kantong sendiri adalah hal yang nyaris mustahil.
Di tengah situasi sulit itu, sebuah kabar baik datang dari seorang saudara.
Roni mengetahui bahwa ia dapat mendaftarkan bayinya sebagai peserta bantuan iuran (PBI) dari Program BPJS Prasejahtera milik pemerintah daerah.
Tanpa menunda waktu, ia segera melengkapi persyaratan yang diperlukan -KTP, Kartu Keluarga, dan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa- dan menyerahkannya ke Dinas Sosial Kukar.
Proses administrasi berjalan lancar, dan sebelum ia menyadarinya, bayinya telah tercatat sebagai penerima manfaat BPJS dari pemerintah daerah.
Baca juga: Bupati Serahkan Beasiswa Kukar Idaman pada Putra Daerah yang Kuliah di Tel-U dan PTIQ
Bagi Roni, program ini adalah penyelamat.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bupati Kukar, Edi Damansyah, dan Wakil Bupati, Rendi Solihin. Program ini membantu kami, orang-orang kecil, untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak,” ungkapnya dengan rasa syukur.
Kini, seluruh biaya persalinan dan layanan kesehatan bagi keluarganya dapat ditanggung oleh pemerintah, membawa kelegaan yang tak terhingga.
Cerita Roni bukanlah satu-satunya kisah tentang manfaat Program Kukar Idaman, inisiatif besar yang diusung oleh Bupati Edi Damansyah.
Program ini telah memberikan dampak nyata bagi ribuan warga Kutai Kartanegara, seperti halnya di Kecamatan Muara Wis, yang dulu dikenal dengan angka prevalensi stunting yang tinggi. Ramhsyah, Kepala Puskesmas Kecamatan Muara Wis, menjadi saksi bagaimana perjuangan melawan stunting di daerahnya.
Pada tahun 2024, sebanyak 620 balita di Kecamatan Muara Wis telah diperiksa berat badannya. Meski masih ada 114 balita yang mengalami stunting, upaya penanganan terus digalakkan.
“Kami memulai dengan sosialisasi dan pembagian makanan pendamping untuk balita yang terindikasi stunting,” jelas Ramhsyah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.