Pilkada Kaltim 2024
Hasil Survei Pilkada Kaltim 2024, Nomor Urut Isran-Hadi dan Rudy-Seno, 3 Daerah yang Jadi Rebutan
Berikut terbaru hasil survei Pilkada Kaltim 2024. Nomor urut Isran-Hadi dan Rudy-Seno. Tiga daerah yang bakal jadi rebutan
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Amalia Husnul A
Lalu pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi sebanyak 33,6persen, dan yang tidak memilih sebanyak 8,2 persen," kata Johanes.
Namun, lanjut Johanes, untuk persentase tingkat popularitas atau penerimaan terhadap kedua pasangan calon gubernur-wakil gubernur, hasil survei menunjukkan bahwa pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi berada pada titik tertinggi.
Tercatat sebanyak 82,9persen masyarakat Kaltim telah mengenal pasangan tarsebut
Sedangkan, tingkat keterkenalan pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji berada di angka 71,7persen. Menurut Johanes, hal ini wajar karena Isran Noor-Hadi Mulyadi merupakan pasangan petahana.
"Akan tetapi, dalam hal tingkat kesukaan masyarakat terhadap kedua pasangan ini, survei menemukan bahwa pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji disukai oleh 79,3persen masyarakat Kalimantan Timur.
Sedangkan pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi hanya disukai oleh 49,1persen," kata Johanes.
Dikatakan, rendahnya tingkat kesukaan masyarakat Kaltim terhadap petahana ternyata berkaitan erat dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja petahana selama memimpin Provinsi Kaltim.
Temuan TBRC menunjukkan bahwa 62,7persen masyarakat Kaltim tidak puas dengan kinerja pemerintahan Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Sementara 32,7persen menyatakan puas, dan 4,6persen tidak memberikan pendapat.
Baca juga: Isran Noor Lawan Rudy Masud di Pilkada Kaltim 2024, Akademisi Tolak Istilah Raja Laut vs Raja Naga
Secara umum, lanjut Johanes, jika tingkat kepuasan publik terhadap kinerja petahana rendah, maka peluang untuk menang pada Pilkada berikutnya akan sangat kecil.
Ditambahkannya, ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi juga tampak pada aspek ekonomi wilayah.
Perekonomian daerah yang masih mengandalkan sektor ekstraktif, seperti pertambangan dan penggalian, dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan.
"Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang inklusif serta belum optimalnya pemerataan dan pengembangan layanan infrastruktur dasar maupun infrastruktur pendukung ekonomi.
Begitu kesimpulan survei ini," katanya.
Dijelaskan, survei TBRC digelar pada 28 Agustus hingga 7 September 2024, menyasar 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur.dengan teknik sampling Multistage Random Sampling.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.