Berita Nasional Terkini

Nama-nama Kader PDIP yang Disebut Calon Kuat Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Lengkap Rekam Jejaknya

Berikut sosok 3 kader PDIP yang disebut calon kuat menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Tribun-Timur
Azwar Anas, Olly Dondokambey, dan Budi Gunawan. Kader PDIP yang disebut calon kuat menteri di kabinet Prabowo-Gibran 

TRIBUNKALTIM.CO - Berikut sosok 3 kader PDIP yang disebut calon kuat menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Ya, isu yang saat ini menjadi sorotan yaitu PDIP digadang-gadang bakal menjadi partai politik (parpol) yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM). 

Kabar itu beredar, seiring dengan rencana pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.

Kemudian diperkuat muncul 3 nama politisi PDIP yang digadang-gadang menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Ketiganya adalah Budi Gunawan, Abdullah Azwar Anas dan Olly Dondokambey. 

Baca juga: Bocoran Prediksi Susunan Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Ada 44 Orang dari Partai dan Non Partai

Ketua DPP PDIP, Said Abdullah mengatakan pihaknya tinggal menunggu keputusan resmi dari Megawati mengenai sikap dan posisi partai lain terhadap pemerintahan tahun mendatang. 

Azwar Anas, Olly Dondokambey, dan Budi Gunawan. Kader PDIP yang disebut calon kuat menteri di kabinet Prabowo-Gibran
Azwar Anas, Olly Dondokambey, dan Budi Gunawan. Kader PDIP yang disebut calon kuat menteri di kabinet Prabowo-Gibran (Tribun-Timur)

 

Ia memastikan PDIP akan tegak lurus dengan kebijakan sang ketua umum. 

“Belum sama sekali. Baik Pak Budi Gunawan, baik Pak Olly, Pak Anas tidak ada pembicaraan di internal partai, dan tidak ada instruksi dari ibu ketua umum," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/10/2024).

"Kita semua tegak lurus menunggu apapun titah yang disampaikan oleh ibu ketua umum."

Terkait peluang Budi Gunawan, Azwar Anas dan Olly yang bakal menjadi perwakilan PDIP di kabinet Prabowo, Said menyebut pihaknya masih menunggu keputusan Megawati.

"Belum ada sinyal dari Ibu ketua umum. Tiga nama itu, baik pak Budi Gunawan, baik pak Azwar Anas, baik bapak Olly Dondokambey menunggu keputusan dari DPP dan Ibu Ketua Umum," ujar Said Abdullah, Kamis (3/10/2024).

Berdasarkan informasi yang beredar, kursi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) akan diberikan kepada Budi Gunawan; Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi diduduki Azwar Anas; dan satu jabatan lainnya bakal ditempati Olly Dondokambey.

Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo 

Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani bahkan tidak menutup kemungkinan partai banteng bakal bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Puan mengatakan pertemuan Megawati dan Prabowo bakal digelar sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. 

Untuk menyambut Prabowo, kata Puan, Megawati akan memasak nasi goreng. 

Menurut Puan, Prabowo sangat menyukai nasi goreng masakan Megawati. 

"Ibu Mega yang memasak dan Pak Prabowo sangat menyukai, jadi mungkin juga menu nasi goreng akan ada lagi," ucapnya, Kamis (3/10/2024). 

Puan juga menceritakan, bahwa Megawati dan Prabowo sama-sama tidak sabar untuk bertemu. 

"Menunggu waktu yang tepat, di saat yang tepat," tandas Puan. 

2 Sinyal PDIP Merapat ke Pemerintahan Prabowo 

Sementara itu, Pengamat politik sekaligus Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumapow menyebut setidaknya ada dua sinyal PDIP bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Sinyal pertama, adanya rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati dalam waktu dekat. 

Kedua, Jeirry menyinggung komposisi pimpinan DPR dan MPR RI. 

Jeirry menilai terpilihnya Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI periode 2024-2029 juga menjadi sinyal adanya kesepakatan antara Prabowo dan Megawati. 

"Mbak Puan mulus menjadi ketua DPR, itu menurut saya bagian dari kesepakatan yang nanti mungkin saja akan berujung kepada atau berlanjut kepada pembentukan kabinet nanti."

"Lalu kita lihat juga ketua MPR itu dari Gerindra," ungkapnya. 

Dua sinyal tersebut, kata Jeirry, semakin memperkuat sinyal PDIP bakal bergabung dalam koalisi besar pemerintahan Prabowo

Berikut profil ketiga orang yang disebut Said Abdullah.

1. Budi Gunawan

Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan merupakan anggota Polri yang menjabat sebagai Kepala BIN sejak September 2016.

Sebelumnya, Budi menjabat sebagai Wakapolri yang mendampingi dua Kapolri, yakni Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Budi Gunawan merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1983 dan menjadi salah satu lulusan terbaik.

Ia kemudian pernah menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus tahun 1986 juga dengan gelar lulusan terbaik.

Karier Budi Gunawan di kepolisian berawal ketika dia lulus dari Akpol tahun 1983 dan ditempatkan di PTIK Jakarta.

Setelahnya, Budi beberapa kali dipindahtugaskan ke sejumlah wilayah dengan jabatan yang berbeda, mulai dari Polda Lampung, Palembang, hingga Bogor.

Dikutip dari Kompas.com, tahun 1999, Budi yang sudah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dipercaya sebagai ajudan Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat Wakil Presiden. Sampai Mega naik tahta ke kursi RI-1 selama 2000-2004, Budi masih setia menjadi ajudan.

Sejak saat itu, karier Budi kian cemerlang. Dia menjadi jenderal termuda Polri ketika tahun 2004 dipromosikan naik pangkat dari Kombes menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.

Riwayat Karier Budi Gunawan

Kapolsekta Tanjung Karang Barat Poltabes Bandar Lampung;
Kasat Lantas Poltabes Palembang;
Kapolresta Bogor;
Sesditlantas Polda Lampung;
Kabag Suslantas Sundit Regident Ditlantas Polri;
Pamen SSDM Polri (Ajudan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri) (1999-2001);
Pamen SSDM Polri (Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri) (2001-2004);
Karobinkar SSDM Polri (2004-2006);
Kaselapa Lemdiklat Polri (2006-2008);
Kapolda Jambi (2008-2009);
Kadiv Binkum Polri[39] (2009-2010);
Kadiv Propam Polri (2010-2012);
Kapolda Bali (2012);
Kalemdiklat Polri (2012-2015);
Wakapolri (2015-2016);
Kepala Badan Intelijen Negara (2016-sekarang);
Guru Besar (Profesor) di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) (2018);
Ketua Umum PB E-Sports Indonesia (2020-2024).

2. Abdullah Azwar Anas

Azwar Anas ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggantikan Tjahjo Kumolo yang meninggal dua tahun silam.

Mantan Bupati Banyuwangi ini sebelumnya menjabat Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Nama Azwar Anas melambung ke tingkat nasional ketika menjabat sebagai Bupati Banyuwangi dua periode 2010–2015 dan periode 2016–2021.

Ia berhasil membawa nama Banyuwangi populer di tingkat nasional dan internasional berkat kerja keras dan inovasinya memajukan kabupaten tersebut.

Semenjak muda, Azwar aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Ia pernah menjadi ketua Ikatan Pemuda NU dan ketua Garda Bangsa. Ia kemudian aktif di Partai Kebangkitan Bangsa dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004–2009 dari Dapil Jatim III yang meliputi Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo.

Usai tugas dari Senayan, ia kembali ke Banyuwangi dan terpilih menjadi Bupati Banyuwangi selama dua periode (2010–2015) dan (2016–2021).

Pada periode keduanya, Azwar merapat ke PDIP dan sempat dicalonkan sebagai wakil gubernur dalam pemilihan gubernur Jawa Timur 2018, namun dalam perjalanannya ia mengundurkan diri dengan alasan ingin fokus memajukan Banyuwangi.

Setelah lengser dari bupati, ia didapuk sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada Januari 2022.

 Delapan bulan berselang, Anas dipercaya Presiden Joko Widodo menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Ia resmi dilantik sebagai MenPan-RB di Istana Merdeka, Jakarta pada 7 September 2022.

3. Olly Dondokambey

Olly Dondokambey menjabat Gubernur Sulawesi Utara, dua periode sejak 12 Februari 2016 lalu.

Pada 2004, pria kelahiran Manado, 18 November 1961 tersebut memutuskan untuk menjadi calon legislatif dari PDIP dari Sulawesi Utara.

Olly memiliki istri bernama Rita Tumuntuan.

Diketahui, sebelum masuk ke dunia politik, Olly mengawali kariernya di bidang ekonomi.

Kemudian, Olly memutuskan untuk menjadi Calon legeslatif dari PDI Perjuangan pada tahun 2004.

Riwayat Pendidikan

Sejak kecil, Olly bersekolah di Manado, Sulawesi Utara.

Berikut riwayat pendidikan Olly, dikutip dari Wikipedia:

- SMA Negeri Manado, Manado (1982)

- Akademi Akuntansi Jayabaya (1982–1984)

- D3, Akademi Akuntansi Manado, Manado (1984–1987)

- S1, Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma Widya, Jakarta (1995–1997)

Riwayat Karier Politik

Olly Dondokambey mulai aktif dalam bidang politik tahun 2001. Ia bergabung dengan PDIP.

Putra  Minahasa itu lalu menjadi caleg PDIP pada Pemilu 2004. Sinar karier politiknya makin terang ketika ia lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009.

Awalnya, Olly dipercaya menjadi anggota Komisi XI.

Setahun kemudian, ia dipercaya menjabat Wakil Ketua Komisi XI.

Pemilu lima tahun kemudian, 2009, Olly lolos ke Senayan, sekaligus menempatkan dirinya di peringkat 7 yang mendapat suara terbanyak dari 560 anggota DPR terpilih.

Saat menjadi anggota DPR RI Periode 2009-2014, Olly menduduki kursi Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI.

Tahun 2009, Olly mendapat kepercayaan partai sebagai Bendahara Fraksi PDIP di Senayan.

Pada 27 Agustus 2013, Olly didapuk menjadi Ketua Komisi XI DPR RI menggantikan Emir Moeis yang tersandung kasus korupsi.

Pada pemilu 2014, Olly ikut lagi sebagai Caleg. 

Olly terpilih dan duduk lagi di DPR RI periode 2014-2019. Saat itu, ia meraup 237.620 suara. 

Setelah duduk di DPR RI, Megawati Soekarno Putri mengamanatkan jabatan Ketua Fraksi PDIP ke pundak Olly tahun 2015.  

Setelah tiga periode menjabat di DPR RI, Olly mundur dari legislatif karena ikut konsentrasi pada kontestasi Pilgub Sulut. 

Ia memilih maju bersama Steven Kandouw sebagai calon Gubernur dan Wagub Sulut pada Pilkada Sulut 2016.

Pasangan ini diusung PDIP.

Hasilnya, Olly-Steven terpilih sebagai pemenang dengan memeroleh total 647.252 suara atau 51,41 persen.

ODSK berhasil menyisihkan kontestan lainnya yakni pasangan Maya Rumantir-Glenny Kairupan dan Benny Mamoto-David Bobihoe.

Saat itu Maya-Glenny diusung Partai Demokrat dan Gerindra.

Sedangkan pasangan Benny Mamoto-David Bobihoe Akib yang diusung Partai Golkar, PKS, dan PKPI.

Olly menjabat Gubernur Sulawesi Utara 2016 sampai dengan sekarang.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Tiga Sosok Calon Menteri Terkuat dari PDIP, 1 Mantan Gubernur Asal Sulawesi

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved