Berita Kaltim Terkini

BPS Sebut Usaha Tani di Kaltim Turun 10 Tahun Terakhir

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, dari hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023), terdapat 210.570 unit usaha pertanian di Kaltim

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
ILUSTRASI- Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik memanen sejumlah komoditas dayur mayur di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Samarinda.TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Dalam 10 tahun terakhir usaha pertanian di Kalimantan Timur mengalami penurunan 12,31 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, dari hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023), terdapat 210.570 unit usaha pertanian di Kaltim.

Jumlah tersebut terdiri dari 210.030 Usaha Pertanian Perorangan (UTP), 337 Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) dan 203 Usaha Pertanian Lainnya (UTL).

Jika dibandingkan dengan hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah usaha pertaian di 2023 atau dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan 12,31 persen dari total usaha pertanian di Kaltim. 

"Sekitar 30,16 persen usaha pertanian di Kaltim berada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Sisanya tersebar di seluruh kabupaten dan kota lainnya," sebut Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana.

Baca juga: Menanti Legalitas, Desa Mangkurawang Darat di Kukar Kaltim Bersiap Kelola Potensi Pertanian

Baca juga: Atasi Ketergantungan Pangan dari Luar Samarinda, Pemkot Target Buka Lahan Pertanian 150 Hektar 

Ia menjelaskan tingginya permintaan akan produk perkebunan serta hasil olahan seperti kelapa sawit, karet, kakao telah mendorong banyak pihak, baik perorangan maupun perusahaan untuk mengembangkan berbagai komoditas perkebunan.

Komoditas tanaman itu diketahui memiliki produktivitas yang tinggi sehingga dianggap mampu memberikan keuntungan yang lebih cepat dibandingkan subsektor lainnya. 

Yusniar melanjutkan, selain mengusahakan tanaman perkebunan, sebagian besar UTP di Kaltim mengembangkan usaha ternakan, tanaman pangan, hortikultura dan perikanan.

"Berbagai usaha ini telah berperan dalam menjaga ketahanan pangan dan menyediakan lapangan kerja masyarakat perdesaan," sebutnya.

Namun ungkapnya, berbagai usaha ini masih dikelola dalam skala yang relatif kecil dengan sistem pengelolaan yang masih cenderung tradisional. 

"Pengelola usaha pertanian perorangan di Katim paling banyak berada di Kabupaten Kutai Kartanegara," ungkapnya.

Ia menyebutkan Kabupaten Kutai Kartanegara masih menjadi lumbung pangan Kaltim karena kontribusinya yang cukup besar pada pemenuhan berbagai bahan pangan, seperti padi, sayur-sayuran, ternak ayam, juga hasil perikanan.

Selain tanaman perkebunan, lanjutnya, komoditas UPB di Kalimantan Timur yang cukup banyak diusahakan yakni tanaman kehutanan seperti beberapa di antaranya meranti, rimba campuran, akasia dan eucaliptus.

Baca juga: Dukung Penjualan Hasil Pertanian Lokal, Pemkab PPU Gencarkan Pasar Tani

Produk kehutanan ini telah lama menjadi salah satu produk unggulan pertanian yang dikembangkan. 

Permintaan terhadap berbagai produk kayu untuk bahan bangunan, perbaotan rumah dan lain-lain juga masih cukup tinggi.

"Saat ini tantangan deforestasi menyebabkan perusahaan kehutanan dituntut untuk menerapkan praktik berkelanjutan guna menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved