Peresmian Kios Penyeimbang di Balikpapan
Toko Penyeimbang di Kaltim Andalkan Early Warning System demi Tangkal Harga Mahal
Toko Penyeimbang di Kalimantan Timur mengandalkan sistem Early Warning System dengan tujuan agar bisa menangkal harga mahal
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Toko Penyeimbang di Kalimantan Timur mengandalkan sistem Early Warning System dengan tujuan agar bisa menangkal harga mahal.
Kali ini Toko Penyeimbang hadir di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dan diresmikan langsung oleh Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik pada Jumat (25/10/2024).
Dia menegaskan, hadirnya Toko Penyeimbang untuk menstabilkan harga pangan yang kerap menjadi pemicu inflasi di Kota Balikpapan.
Pj Gubernur Akmal Malik menyampaikan, akan ada 6 Toko Penyeimbang yang operasional di beberapa Kabupaten/Kota Kaltim yakni:
- Kota Balikpapan;
- Kota Samarinda;
- Penajam Paser Utara (PPU);
- Kabupaten Berau.
Khusus Kota Balikpapan, Toko Penyeimbang hadir di Pasar Pandansari dan Pasar Klandasan.
Baca juga: Tekan Inflasi di Balikpapan, Pasar Klandasan dan Pandansari Jadi Pilot Project Toko Penyeimbang
"Kita mengintervensi stabilitas harga bahan pokok dengan kios penyimbang," ujarnya, usai meresmikan Toko Penyeimbang, di Pasar Klandasan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pj Gubernur Akmal Malik menyebut, hadirnya Toko Penyeimbang ini untuk memastikan masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau.

"Bukan menjadi kompetitor dengan pedagang lainnya, tidak, hanya memastikan ada harga yang wajar pada Toko Penyeimbang ini," tandasnya.
Selain menstabilkan harga pangan, kata Akmal Malik, pihaknya juga akan melakukan intervensi atas ketersediaan bahan pokok.
Baca juga: Rencana Toko Penyeimbang di Kaltim Beroperasi untuk Atasi Inflasi, Tawarkan Harga Murah
Melalui early warning system atau EWS, hal ini guna memastikan protecting atau perlindunga terhadap distribusi dan permintaan di setiap komoditi bahan pangan pokok.

"Kita membuat EWS, ini nanti ujung tombaknya adalah Toko Penyeimbang. Kita mendeteksi misal komoditi A akan naik, bisa segera kita intervensi," jelas Akmal Malik.
Apalagi, imbuhnya, Balikpapan bukan merupakan daerah penghasil, sehingga pendistribusian bahan pokok masih bergantung dari Jawa dan Sulawesi.
"Intinya jangan sampai masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang mahal," tegas Akmal Malik. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.