Berita Kaltim Terkini

Rata-rata Berat Hidup Ternak Sapi di Kaltim Capai 267 Kilogram Lebih

Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mendata rata-rata berat hidup ternak sapi yang dipotong di 2023 adalah 267,37 kilogram

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mendata rata-rata berat hidup ternak sapi yang dipotong di 2023 adalah 267,37 kilogram.TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mendata rata-rata berat hidup ternak sapi yang dipotong di 2023 adalah 267,37 kilogram.

Perlu diketahui, untuk wilayah Kalimantan Timur terdapat dua jenis ternak sapi yang tercatat yakni sapi lokal, dengan rata-rata berat hidup mencapai 265,60 kilogram per ekor dan sapi ex-impor atau sapi potong yang lahir di luar Indonesia rata-rata berat hidupnya mencapai 350,00 kilogram per ekor.

Sementara ternak kerbau, rata-rata berat hidupnya di 2023 mencapai 347,49 kilogran per ekor, ternak babi seberat 60,41 kilogram per ekor dan ternak kambing mencapai 29,00 kilogran per ekor.

Kepala BPS Kaltim Kalimantan Yusniar Juliana dalam Statistik Pemotongan Ternak Provinsi Kalimantan Timur 2023 yang dipublikasikan bulan Oktober 2024 menjelaskan informasi perihal berat hidup ternak tersebut diambil dari data rata-rata berat ternak yang dikumpulkan secara bulanan. 

Dimana tingkat rata-rata berat hidup ternak sapi cenderung bergerak fluktuatif. Berbeda dengan ternak kerbau, kambing dan babi yang tidak banyak mengalami perubahan rata-rata berat hidup dan cenderung stabil di setiap bulannya selama 2023.

Baca juga: 3 Negara Uni Eropa yang Menerima Ekspor Kalimantan Timur, BPS Kaltim Beber Berikan Kontribusi

Baca juga: Kukar Daerah Terbanyak Petani Milenial versi BPS Kaltim, Andalkan Teknologi Digital dalam Usaha Tani

Sedangkan rata-rata produksi karkas per ekor dan rata-rata produksi daging per ekor merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menghitung total produksi daging per waktu tertentu terhadap semua ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) dan tempat pemotongan hewan (TPH).

"Parameter ini menjadi penting tatkala di RPH/TPH tidak tersedia alat untuk menimbang berat produksi karkas/daging. Mengingat tidak semua RPH/TPH memiliki fasilitas yang memadai," ujar Yusniar.

Rata-rata berat produksi bagian dari tubuh ruminansia sehat yang telah disembelih secara halal, dikuliti, dikeluarkan jeroannya, dipisahkan kepalanya, kaki mulai dari tansus dan karpus ke bawah, organ reproduksi dan ambing serta ekor serta lemak yang berlebih (Karkas) sapi secara keseluruhan per ekor adalah sekitar 54,04 persen dari berat hidupnya dengan persentase daging per ekor 39,41 persen dari berat hidup.

Yusniar menjelaskan, jika dilihat menurut asalnya, sapi potong lokal mempunyai persentase karkas dan daging paling tinggi terhadap berat hidup yaitu masing-masing sebesar 54,31 persen dan 39,64 persen.

Sedangkan sapi potong ex-impor mempunyai persentase karkas dan daging masing-masing sebesar 44,29 persen dan 31,43 persen terhadap berat hidup.

Persentase karkas kerbau 44,94 persen dan daging kerbau 33,17 persen dari berat hidup.

Sedangkan persentase karkas babi sebesar 65,85 persen dari berat hidup dan persentase dagingnya sebesar 49,96 persen dari berat hidup.

Tingginya angka persentase karkas dan daging babi terhadap berat hidup disebabkan karena kulitnya babi tidak dipisahkan sebagaimana pada ternak sapi dan kerbau.

Baca juga: BPS Mahulu Diresmikan, Ketua BPS Kaltim: Tingkatan Pelayanan Publik

BPS Kalimantan Timur melaporkan, hasil produksi terbesar pada pemotongan kerbau adalah karkas yaitu 11,56 ton atau 44,94 persen. Berbanding terbalik dengan sapi, hasil produksi karkas dari pemotongan kerbau secara keseluruhan mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan yaitu 64,58 persen. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved