IKN Gawat DBD
Pekerja IKN Ternyata Jarang Mandi, Dinkes PPU Ungkap Penyebab Melonjaknya Kasus DBD di Ibu Kota Baru
Satu persatu penyebab maraknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim akhirnya terkuak.
TRIBUNKALTIM.CO - Satu persatu penyebab maraknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltim akhirnya terkuak.
Bukan hanya karena lingkungan yang kurang sehat, kebiasaan buruk pekerja IKN ternyata juga jadi pemicu maraknya kasus DBD di Ibu Kota baru yang berlokasi di Penajam Paser Utara (PPU) itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Penajam Paser Utara (PPU) dr Jansje Grace Makisurat membenarkan bahwa kasus DBD di IKN cukup tinggi.
Di Sepaku atau IKN, kata dr Grace, memang terjadi peningkatan yang signifikan sejak beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Kisah Sohibul Pekerja IKN di Kaltim Terserang DBD, Saya dan 15 Teman Sekamar Tumbang
Hal itu disebabkan semakin banyaknya pendatang, terutama yang menjadi pekerja proyek.
"Sepaku penyumbang paling tinggi, karena disana banyak orang," ungkapnya pada Senin (4/11/2024).
Ia juga menjelaskan bahwa, perilaku pekerja proyek di Sepaku, menjadi penyebab mereka terjangkit DBD.
Mereka membuang sampah sembarangan, sehingga yang dapat menampung air, menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.
Disamping itu, ada pola hidup para pekerja yang kurang baik.
Mereka notabene bekerja seharian dilingkungan yang kurang bersih, tetapi jarang membersihkan diri.
"Mereka itu kan sering pulang malam, tetapi punya kebiasaan kurang bagus, yakni jarang mandi," jelasnya.
Meski demikian, dr Grace menegaskan bahwa lonjakan kasus DBD di IKN, tidak berpengaruh terhadap kasus DBD di tiga kecamatan, yakni Babulu, Penajam dan Waru.

Upaya sosialisasi juga sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan PPU, terhadap para pekerja di IKN atau yang tinggal di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK).
Belum lama ini juga, Dinkes PPU sudah melakukan fogging, untuk membersihkan jentik nyamuk di area tersebut.
Diakui juga bahwa, meski tinggi tetapi belum ditemui adanya kasus meninggal, karena DBD di Sepaku.
"Sementara ini kita gencar sosialiasi di HPK, agar mereka bisa membudayakan hidup sehat, kalau datanya saya kurang tau ya, itu yang tau mas Ponco," ujarnya.
Disinggung masalah data, dr Grace mengaku tidak mengetahui, dan mengarahkan kepada staf yang membidangi, yakni Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
TribunKaltim mencoba mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan, tetapi baik kepala bidang maupun staf enggan memberikan data, dengan alasan tak memilikinya.
"Maaf lagi sibuk, itu kewenangan Kementerian dan Provinsi," kata Ponco Waluyo.
OIKN Siapkan Langkah Khusus
Meski sempat menjangkit beberapa pekerja konstruksi IKN, namun pihak Otorita Ibukota Nusantara (OIKN) melaporkan bahwa kasus DBD tersebut kini sudah mengalami tren penurunan.
Staf Khusus Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bidang Komunikasi Publik, Troy Harrold Yohanes Pantouw mengungkapkan bahwa secara garis besar tren kasus DBD di Kecamatan Sepaku telah menunjukkan angka penurunan.
Berdasarkan data dari beberapa fasilitas kesehatan seperti RSUD Sepaku, RS Mayapada Nusantara, dan RS Hermina Nusantara, puncak kasus terjadi pada Agustus dengan total 178 pasien.
“Pada bulan Oktober, jumlah kasus menurun menjadi 62 pasien. Hingga tanggal 4 November, tercatat hanya dua pasien yang terkonfirmasi,” jelas Troy saat dihubungi Tribunkaltim.co pada Senin sore (4/11).
Baca juga: Cara Bersihkan Embung IKN Nusantara dari Jentik-jentik Nyamuk Biang DBD
Lebih lanjut dia memaparkan, sejak Januari hingga Oktober, total kasus DBD mencapai 561, RSUD Sepaku menjadi penyumbang terbanyak dengan 534 pasien, sementara RS Mayapada Nusantara dan RS Hermina Nusantara merawat 27 pasien.
Disinggung mengenai kondisi di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) saat ini setelah munculnya kasus DBD tersebut, Troy menyebutkan bahwa lingkungan di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) dinilai relatif terjaga kebersihannya.
Menurutnya, petugas dari PT. Bina Karya melakukan pembersihan rutin terhadap hunian serta fasilitas umum dan sosial.
Meski begitu, dia mengakui bahwa inspeksi jentik nyamuk oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menemukan bahwa beberapa toren air di HPK positif mengandung jentik.
Tindakan segera dilakukan oleh pihak Manajemen Konstruksi Induk (MKI) dengan menutup toren air tersebut.
“Kondisi proyek konstruksi yang sering melibatkan penggalian dan terisi air saat hujan menjadi tempat potensial berkembangnya nyamuk. Untuk mengatasi hal ini, larvasida telah disebarkan di area-area tersebut,” tambah Troy.
Sebagai langkah proaktif, Otorita IKN telah mengeluarkan himbauan untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui pendekatan 3M: Menutup tempat penampungan air, Menguras penampungan air, dan Memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi tempat penampungan air.
Selain itu, kolaborasi antara Otorita IKN, Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan meliputi pelaksanaan fogging di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) serta pemukiman warga di Sepaku.
Otorita juga merencanakan penyebaran ikan pemangsa jentik di embung dan kolam di sekitar KIPP dengan dukungan dari IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia).
Tidak hanya itu, Otorita IKN turut menggelar penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis bagi pekerja konstruksi serta masyarakat setempat guna meningkatkan kesiagaan, fasilitas kesehatan berupa dua rumah sakit dan tiga klinik telah dioperasikan di wilayah KIPP untuk melayani para pekerja dan warga sekitar.
Dengan langkah-langkah tersebut, Otorita IKN berkomitmen untuk memastikan kesehatan para pekerja dan masyarakat di sekitar IKN tetap terjaga di tengah tantangan pembangunan masif yang sedang berlangsung
Sementara secara terpisah, Manajer Tenan Sosbud HPK 1 IKN Wahyu Alfen, menyampaikan total penghuni di HPK ( Hunian Pekerjaan Konstruksi) Ibu Kota Nusantara (IKN) sekitar 11.800 an
"Perupdate sekarang kurang lebih 11.800 an untuk HPK satu dengan empat tapak yaitu 1 A, 1B, 1C, dan site 2," ujarnya.
Baca juga: Pengelola HPK Lakukan Segala Upaya Cegah DBD Terhadap 11.800 Pekerja IKN di Sepaku
Para pekerja IKN tersebut dibagi dalam 2 hunian yang mana hunian tenaga ahli sebanyak 3 unit sedangkan sisanya atau sekitar 18 unit lainnya bagi tenaga terampil yang masing-masing memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
"Total 22 tower, tetapi hanya untuk hunian 21 tower, Kalau untuk tower terampil itu itu kapasitasnya 760 orang sedangkan Kalau tower ahli itu menampung kurang lebih hanya 500 orang, Kamar untuk terampil ukuran 6 dikali 6 dengan 7 hingga 8 ranjang delapan dobel bad atau tingkat, Bednya ada 16 dan juga ada 14 bed," jelasnya.
Dengan banyaknya hunian yang ada dan jumlah penghuni yang cukup banyak sekitar 11.800 an para pekerja, tentu pihak manajemen Tenan Sosbud HPK 1 IKN mempunyai SOP tersendiri sehingga terhindar dari serangan DBD.
"Kalau kami sendiri itu upaya kami fogging dan larvasida kemudian pembersihan kawasan dimana sampah jadi tempat ibarat mungkin disitu ada nyamuk juga.Rutin juga dilakukan pembersihan dilingkungan outdoor dan juga indoor itu terus kami upayakan," ujarnya.
Tidak hanya itu demi kenyamanan penguna air bersih dengan jumlah para pekerja yang cukup banyak Pihak Manajemen HPK 1 IKN melakukan berbagai upaya dilakukan termasuk tidak menyediakan bak kamar mandi untuk menghindari penyebaran DBD.
"Kami rutin melaksanakan kegiatan, pets Control khusus penanganan pengendalian nyamuk, khususnya untuk DBD, baik itu Penamburan larvasida di tando tampung air untuk distribusi kebutuhan air bersih di hunian, Terus juga tempat penampungan air yang mungkin juga risiko untuk berkembang biak, itu juga kami kendalikan, Sehingga kamar mandi kami itu tidak ada bak penampung air, kamar mandi kami pake shower," jelasnya.
Hingga saat ini demi kenyamanan para pekerja IKN pihaknya Manajemen pun telah bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan RI.
"Kalau untuk PSM selama ini di support sama tim Dinas Kesehatan PPU dan kolaborasi kalau tidak salah dengan Kementerian Kesehatan sering melaksanakan kegiatan seperti itu di HPK," pungkasnya. (TribunKaltim/Zainul/Gregorius Agung Salmon)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.