Berita Nasional Terkini

Terjawab Apakah UN akan Diadakan Lagi 2025, Ini Jawaban Mendikdasmen Abdul Mu’ti

Ini jawaban Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Muti soal apakah Ujian Nasional akan kembali diadakan atau tidak.

instagram/@abe_mukti
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti. Ini kata Abdul Mu'ti soal apakah Ujian Nasioanl akan diadakan lagi untuk siswa di sekolah. 

"Tapi kalau UN semata tujuannya sebagai alat evaluasi akhir jenjang, kemudian dipergunakan hasil UN itu sebagai alat seleksi, akan menimbulkan berbagai dampak negatif," ujar Heru, dari rilis yang diterima.

Ia mengatakan, salah satu poin penolakan ini berangkat dari pengalamannya dan rekan-rekan sesama guru yang telah merasakan masa-masa Ujian Nasional diberlakukan.

Dia menyoroti, ketika UN menjadi alat penentu kelulusan peserta didik, maka muncul kecurangan-kecurangan yang bertujuan hanya demi mendapatkan kelulusan.

Pengganti UN saat Ini

Diadakan lagi atau tidaknya ujian nasional (UN) menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Beberapa masyarakat menilai UN tidak diperlukan karena mencerminkan ketidakadilan dan cenderung membuat siswa menjadi stres.

Sementara itu, beberapa masyarakat lainnya menilai UN masih diperlukan untuk mengasah mental, jiwa kompetitif siswa, hingga memicu minat belajar yang tinggi.

Namun, mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa pemerintah sebenarnya sudah menyediakan pengganti UN, yakni melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Pengganti Ujian Nasional

Lantas, apakah ANBK itu?

ANBK atau AN adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) era Mendikbud Ristek Nadiem Makarim untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di sekolah.

Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, menjelaskan bahwa AN menguji kemampuan literasi, numerasi, dan karakter anak. Dengan demikian, kemampuan siswa tidak hanya terlihat dari aspek akademik, tetapi juga dari karakternya.

Bahkan, AN dapat mendeteksi apakah telah terjadi kekerasan fisik ataupun seksual serta bullying di sekolah.

"AN adalah upaya pemerintah memberi layanan lebih baik pada peserta didik," kata Retno saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (8/11/2024).

Retno mengatakan, dalam AN, siswa bisa jujur dengan kondisi kemampuan belajarnya, demikian pula dengan hal-hal yang terjadi di sekolah. Sebab, pihak sekolah hanya akan menerima hasil keseluruhan, yang berupa indikator berwarna merah, kuning, dan hijau.

"Akhirnya, sekolah membuat sistem pengaduan dan kedua, mencegah. Jadi ada intervensi," ujarnya.

Meski demikian, Retno menjelaskan bahwa AN tidak diikuti oleh semua siswa. Peserta AN dipilih secara acak oleh pemerintah agar tergambar secara nyata kondisi yang terjadi di sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved