Pilkada Balikpapan 2024

Debat Publik Ketiga Pilkada Balikpapan 2024, Rahmad dan Sabani Adu Data Kemiskinan

Debat publik ketiga calon Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan 2024 menyoroti isu-isu utama seperti kemiskinan, investasi, dan hambatan pembangunan

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Debat calon Walikota Balikpapan 2024 membahas isu kemiskinan, investasi, dan hambatan pembangunan, dengan Rahmad Mas’ud menegaskan kemiskinan turun, sementara Sabani menekankan pentingnya investasi swasta. Syukri Wahid mengusulkan pencabutan Perda IMTN dan perbaikan birokrasi untuk menarik investasi. TRIBUNKALTIM.CO/HO/TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE KPU BALIKPAPAN 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Debat publik ketiga calon Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan 2024 menyoroti isu-isu utama seperti kemiskinan, investasi, dan hambatan pembangunan.

Dalam sesi tanya-jawab, calon nomor urut 1, Rahmad Mas’ud, menyoroti data kemiskinan yang menurutnya dipersepsikan keliru.  

Rahmad berujar, pasangan calon Sabani-Syukri kerap menyodorkan data statistik yang menyimpulkan angka kemiskinan di Balikpapan meningkat.

"Saya tidak tahu apakah ini hanya opini publik, yang jelas angka kemiskinan sebenarnya turun. Angkanya adalah 2,31 persen, di bawah rata-rata nasional. Hal ini perlu saya sampaikan,” klaim Rahmad Mas’ud.

Menurut Rahmad, tantangan terbesar Balikpapan justru adalah ketersediaan dana pembangunan.

Baca juga: Antisipasi Keberadaan Anjal, Rahmad - Bagus Janjikan Pembinaan bagi Anak Putus Sekolah

Baca juga: Debat Pilkada Balikpapan 2024,  Rendy-Edi Tawarkan Prioritas Perubahan dan Persiapan SDM

Dia memaparkan, hasil Musrembang menunjukkan bahwa memerlukan anggaran hampir Rp8-10 triliun. Sementara APBD Balikpapan hanya sekitar Rp4 triliun lebih. 

"Pertumbuhan ekonomi membutuhkan biaya besar. Langkah-langkah konkret apa, menurut Anda, untuk mengatasi kekurangan dana pembangunan ini?” tanya Rahmad kepada paslon nomor urut 3.  

Calon Walikota nomor urut 3, Sabani, merespons dengan menekankan pentingnya investasi swasta dalam pembangunan kota. 

Menurutnya, APBD Balikpapan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang semakin meningkat.  

“Pembangunan tidak bisa bergantung pada satu sumber dana. APBD Balikpapan harusnya hanya mencakup 10 persen, sementara investasi swasta lebih dominan,” ujar Sabani.

Sebab itu, Ia menyebut pentingnya sinergi antara investasi APBN, APBD Provinsi, dan swasta. 

Bagi Sabani, langkah untuk menarik swasta berinvestasi di Balikpapan yang harus di lakukan.

Sederhananya, lanjut dia, memperbaiki RTRW hingga mempermudah perizinan.

"Kepastian hukum investasi harus jelas dan tegas. Percepatan perizinan akan menarik lebih banyak investasi,” tegas Sabani.  

Wakil Sabani, Syukri Wahid, menambahkan bahwa Balikpapan perlu berbenah agar kembali masuk kategori kota layak investasi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved