Berita Kaltim Terkini
XR Bunga Terung Aksi di Depan Kantor Gubernur, Sorot Janji Kampanye kandidat Pilkada Kaltim 2024
Kelompok aktivis lingkungan XR Bunga Terung muncul ditengah euforia kampanye Pilkada Serentak 2024 di Kalimantan Timur (Kaltim)
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Kelompok aktivis lingkungan XR Bunga Terung muncul ditengah euforia kampanye Pilkada Serentak 2024 di Kalimantan Timur (Kaltim).
Mereka melakukan aksi damai di depan Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda, Jumat (22/11/2024).
Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan atas absennya solusi konkret mengatasi isu dampak perubahan iklim dalam janji-janji kampanye para kandidat belum sepenuhnya terjawab.
Kritik minimnya perhatian para calon kepala daerah terhadap isu krisis iklim di Kaltim jadi tema utama dalam aksi kali ini.
Para aktivis berjumlah sekitar 10 orang bahkan melakukan aksi teatrikal menggunakan alat pelindung diri (APD) sebagai bentuk protes.
“Para calon kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, masih terjebak dalam isu-isu populis seperti infrastruktur, bantuan pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja. Mereka seolah abai bahwa fakta di Kaltim sedang menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim,” kata Juru Bicara XR Bunga Terung, Windasari.
Baca juga: Cara DLH Paser Beradaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim, Andalkan Pohon
Baca juga: Aksi Nyata atas Perubahan Iklim, Balikpapan Tuan Rumah Penyelenggaraan ICCEF
Isu lingkungan jadi penting dalam konteks Pilkada.
Pasalnya, masyarakat Bumi Etam bakal memilih pemimpin 5 tahun ke depan, dan semestinya membawa solusi terkait perubahan iklim.
XR Bunga Terung menunjukkan bukti nyata dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan masyarakat Kaltim.
Mulai bencana banjir, kekeringan panjang, hingga kenaikan suhu yang menyebabkan peningkatan konsumsi energi untuk pendinginan.
Ironis memang, kata Winda, di tengah kondisi ini, visi–misi para calon kepala daerah justru lebih mengandalkan kebijakan pemerintah nasional dan bantuan luar negeri dalam mengatasi persoalan lingkungan.
Kritik muncul ketika Presiden Prabowo Subianto baru saja mempromosikan Ibu Kota Nusantara (IKN), dimana diungkapkan model bahwa IKN di Kaltim merupakan kota berkelanjutan dalam KTT G20 di Brasil.
XR Bunga Terung menekankan bahwa citra ‘Kota Rimba’ dan ‘Sponge City’ yang dibangun untuk IKN, sangat bertolak belakang dengan realitas pembangunan di Kaltim yang masih bertumpu pada industri ekstraktif.
“Bagaimana mungkin kita berbicara tentang kota berkelanjutan sementara pertumbuhan ekonomi daerah masih sangat bergantung pada ekstraksi mineral, batubara, dan hutan? Ini paradoks yang harus segera diakhiri,” tandas Winda.
Pihak XR Bunga Terung pun juga melayangkan tiga tuntutan konkret ke para calon kepala daerah;
1. XR Bunga Terung akan terus bersuara dan mengajak publik untuk menyerukan tentang krisis lingkungan dan dampak krisis iklim di Kaltim.
Siapapun yang terpilih baik sebagai gubernur, bupati maupun walikota tidak larut dalam paradigma pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada industri ekstraksi.
Industri yang dalam prakteknya kerap bersandar pada dukungan kekuasaan dan perlindungan aparat penegak hukum padahal kerap menyengsarakan rakyat.
2. XR Bunga Terung juga akan terus berteriak lantang untuk menantang para calon yang terpilih agar berani mengambil langkah nyata dalam mencari solusi atas krisis iklim yang berbasis daerah ketimbang membebek kebijakan nasional yang lebih berfokus pada diplomasi dan perjanjian global.
3. XR Bunga Terung juga tak akan lelah untuk terus mendesak kepala daerah terpilih untuk menghentikan ekspansi dan investasi yang rakus lahan, untuk melindungi hutan, lahan gambut, wilayah tangkapan air dan badan-badan air alami yang berfungsi menjaga iklim.
Mengingat ancaman krisis iklim sudah semakin nyata dan dampaknya telah dirasakan oleh masyarakat, kami juga menuntut agar kebijakan atau solusi atas krisis iklim berfokus pada keadilan iklim bagi masyarakat.
Ketimpangan akses terhadap sumberdaya alam telah membuat masyarakat tidak mempunyai ketahanan terhadap perubahan iklim.
XR Bunga Terung menilai, tanpa keadilan iklim, kebijakan iklim hanya akan menjadi komoditas yang menguntungkan segelintir kelompok atau orang tertentu.
Baca juga: Raih Penghargaan Perusahaan Pendukung Proklim, Pertagas Buktikan Komitmen Kepedulian Perubahan Iklim
“Kami turut menuntut ads solusi krisis iklim berfokus pada keadilan iklim bagi masyarakat. Ketimpangan akses terhadap sumber daya alam telah membuat masyarakat tidak memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim,” ujar Winda mengakhiri.
Sebagai tambahan informasi, aksi XR Bunga Terung menjadi alarm pengingat bahwa krisis iklim bukanlah isu sekunder yang bisa dikesampingkan dalam Pilkada. (*)
| Demokrat Kaltim Tancap Gas Pasca Pemilu, Instruksi Partai Tak Boleh Pasif |
|
|---|
| Olimpiade Media Hulu Migas Kalsul 2025, Jurnalis dan SKK Migas Kalimantan-Sulawesi Adu Sportivitas |
|
|---|
| 3 Daerah dengan Biaya Hidup Tertinggi di Kaltim, Warga Kota Ini Habiskan Rp2,46 Juta per Bulannya! |
|
|---|
| Ikuti Arahan Gubernur, Kesbangpol Kaltim Kurangi Kegiatan di Hotel |
|
|---|
| 107.674 Pengangguran di Kaltim pada Agustus 2025, Ini 5 Daerah yang Warganya Banyak Tak Bekerja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20241123-Kelompok-aktivis-lingkungan-XR-Bunga-Terung.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.