Tantang Pelajar Se-Kaltim Budi Daya Tanaman Hidroponik, Pj Gubernur: Cintai Proses daripada Hasil

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik langsung melakukan panen tanaman hidroponik di Asrama SKOI Palaran Samarinda, Senin (25/11/2024).

Setelah itu, pada hari yang sama, pejabat antar waktu itu langsung hadir pada kegiatan panen buah melon bersama siswa siswi SMA Negeri 5 Samarinda.

"Melonnya manis, tidak rasa air hujan (hambar)," canda Pj Akmal Malik saat menikmati hasil tanaman pelajar SMALA tersebut.

Termasuk dua sekolah itu, maka Pj Gubernur Akmal Malik bersama jajarannya telah melakukan panen di 14 SMA, SMK dan sederajat yang tersebar di seluruh Kalimantan Timur.

Baca juga: Pjs Bupati Dampingi Pj Gubernur Kaltim Tinjau Kesiapan Pilkada Kukar 2024

Sejak awal Akmal Malik telah memberikan tantangan kepada seluruh sekolah menengah ataupun kejuruan yang ada di Kaltim untuk menanam tanaman buah secara hidroponik.

Hasilnya, ia mengaku bangga lantaran belasan sekolah yang telah dikunjungi mampu memanen buah dan sayuran sendiri dengan hasil cukup memuaskan.

"Memang karena baru pertama masih ada yang perlu dibenahi. Tapi itulah proses mereka belajar," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa challenge yang diberikan merupakan salah satu bentuk kolaborasi untuk pendekatan pembangunan.

Sekolah tidak bisa hanya mengajarkan melalui buku di dalam kelas, tetapi harus ada ruang lain bagi anak didik untuk belajar dalam jangka panjang.

"Degradasi moral kita perlu diperbaiki. Challenge ini merupakan proses agar nantinya mereka lebih mencintai proses daripada hasil. Kalau sekarang lebih banyak mencintai hasil," ucapnya.

Baca juga: Hadiri RDP Komisi II DPR RI, Pj Gubernur Akmal Malik Paparkan Persiapan Pilkada Kaltim 2024

Pihaknya berharap langkah untuk memupuk budaya agraris ini dapat diikuti oleh seluruh sekolah di bawah naungan Pemprov Kaltim. 

"Bahkan, saya berharap ini bisa dilakukan sejak SMP yang menjadi kewenangan kabupaten kota," lanjutnya.

"Jangan berfikir tidak bisa. Tapi mulai dulu. Semua ada risiko. Kita berbuat ada risiko tidak berbuat ada risiko, yang jadi masalah saat kita punya gagasan dan mimpi tapi tidak melakukan apapun," tegasnya. (*)