RSUD AWS Samarinda Masuk Jajaran 10 Rumah Sakit dengan Layanan Kanker Terbaik secara Nasional

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA – RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda meraih penghargaan sebagai 10 (sepuluh) rumah sakit terbaik di Indonesia dalam bidang pelayanan kanker. 

Penghargaan diberikan oleh Perhimpunan rumah sakit seluruh Indonesia (Persi) tepatnya pada 19 Oktober 2024. 

Terkait hal ini, Direktur RSUD AWS Samarinda, dr. David Hariadi Masjhoer mengatakan, pihaknya memang fokus pada pelayanan prioritas penyakit Kanker, Jantung, Stroke dan Uro-Nefrologi (KJSU).

Khusus untuk layanan penyakit kanker, modalitas RSUD milik Pemprov Kaltim ini sangat lengkap. 

"Pada waktu dulu, kalau ada orang yang sudah di vonis penyakit kanker itu seperti sudah final seperti menghitung hari dan bulan. Tetapi sekarang pengobatan kanker sudah canggih. Untuk obat kemoterapi saja dulu melalui infus, tapi sekarang obat makan sudah banyak," ungkapnya di keterangan resmi, Senin (26/11/2024).

Baca juga: Luncurkan Program Tepis Lara, Cara Jitu RSUD AWS Samarinda Intensif Mendampingi Pasien Kanker

Baca juga: Pj Gubernur Kaltim Evaluasi Manajemen RSUD AWS, Akmal Malik Sebut Waktu Tunggu Pasien Tak Jelas 

“Jadi kita di rumah sakit AWS terapi untuk kanker itu lewat bedah pertama. Dan kita sudah ada dokter bedah yang lengkap salah satunya dokter onkologi medik,” sambung dr. David.

Selain bedah, lanjut dr. David, pengobatan penyakit kanker dapat melalui kemoterapi yang merupakan salah modalitas dimiliki RSUD AWS Samarinda.

Lewat pengobatan kemoterapi ini rumah sakit menyiapkan 50 bed, untuk rata–rata tingkat hunian bed yang terisi di atas 50 persen. 

“Karena orang kemoterapi ini dilakukan dengan skala rutin. Satu seri itu bisa sampai tiga sampai empat hari. Itu kembali lagi kepada pasien jenis tumornya seperti apa, berat atau ringan kasusnya,” jelasnya.

Kemudian, modal yang lain dimiliki RSUD AWS yang lain untuk penyakit kanker salah satunya radioterapi. 

Radioterapi ini pengobatan ke tumor melalui sinar radiasi. Ini melakukan pembunuhan sel–sel kanker, jaringan sekitarnya masih dapat diselamatkan. 

"Kalau dulu, kan pengobatannya seluruh jaringan sel kanker ikut mati, karena terfokus dengan tumornya saja," sebut dr. David. 

Terakhir, yang dimiliki rumah sakit AWS yakni kedokteran nuklir, sehingga kedokteran nuklir ini memasukan bahan radioisotop aktif. 

Diketahui bersama bahwa radioisotop aktif pun dapat berefek memicu kanker. 

Tapi dengan dilakukan kontrol, sehingga sifat dari radioisotop aktif ini melakukan pengobatan penyakit pada pasien kanker.

Baca juga: Akmal Malik Beri Dewas Waktu 2 Minggu untuk Evaluasi Menyeluruh Manajemen RSUD AWS