Berita Kukar Terkini
3 Program dalam Pengentasan Stunting di Loa Kulu Kukar, Ingin jadi Contoh Bagi yang Lain
Berikut penjelasan 3 program dalam pengentasan stunting di Loa Kulu Kukar, Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Berikut penjelasan 3 program dalam pengentasan stunting di Loa Kulu Kukar, Provinsi Kalimantan Timur.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam menangani stunting melalui berbagai program inovatif dan kolaboratif.
Salah satu langkah signifikan dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Loa Kulu yang berhasil mencapai nol kasus stunting berkat program Pemberian Makanan Bergizi (PMB) tambahan yang diluncurkan di berbagai desa.
Camat Loa Kulu, Ardiansyah, mengungkapkan bahwa program PMB telah berjalan sejak Juni 2024 dan menjadi salah satu program andalan dalam upaya menurunkan angka stunting di Kukar.
Baca juga: Camat Loa Kulu Kukar Berhasil Nihilkan Kasus Stunting, Ini Programnya
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah kecamatan, puskesmas, posyandu, pemerintah desa, serta dukungan dari dunia usaha melalui inisiatif Rumah Bahagia.
Ardiansyah menjelaskan, Rumah Bahagia berperan penting dalam mendukung program PMB dengan menyediakan bantuan makanan bergizi tambahan kepada anak-anak dan ibu hamil yang dianggap berisiko mengalami masalah gizi.
"Kami menggandeng dunia usaha melalui Rumah Bahagia untuk memastikan anak-anak di Loa Kulu mendapatkan asupan gizi yang memadai. Terutama mereka yang sebelumnya berada dalam kategori rawan stunting," ujarnya.
Selain makanan bergizi, program ini juga mencakup edukasi kepada orang tua tentang pentingnya menjaga pola makan sehat dan sanitasi yang baik.
Baca juga: Hingga Agustus Jumlah Penderita Stunting di PPU Capai 1118 Orang
Dengan kolaborasi lintas sektor ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya peran gizi dalam tumbuh kembang anak.
Menurut Ardiansyah, upaya bersama ini telah membuahkan hasil yang membanggakan.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kukar, tidak ada lagi anak di Kecamatan Loa Kulu yang tercatat mengalami stunting.
“Alhamdulillah, hasilnya sudah terasa. Kini Kecamatan Loa Kulu mencatatkan nol kasus stunting. Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor usaha,” ungkap Ardiansyah dengan penuh syukur.
Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari langkah yang lebih besar.
Baca juga: Srikandi Movement PLN UID Kaltimra:Peduli Kesehatan Ibu dan Anak,Cegah Stunting diKelurahan Baru Ulu
“Ke depan, kami akan terus memperkuat program ini agar manfaatnya semakin luas dan berkelanjutan. Kami ingin menjadikan Loa Kulu sebagai contoh kecamatan yang berhasil menangani stunting secara menyeluruh,” tambahnya.
Selain program PMB, Kecamatan Loa Kulu juga mengembangkan berbagai inisiatif pemberdayaan masyarakat untuk mencegah stunting secara berkelanjutan.
Beberapa program yang telah berjalan meliputi:
1. Pelatihan Gizi untuk Kader Posyandu
Pemerintah kecamatan bekerja sama dengan puskesmas memberikan pelatihan kepada kader posyandu tentang cara mendeteksi dini risiko stunting dan memberikan edukasi gizi kepada masyarakat.
2. Kebun Gizi Desa
Sejumlah desa di Loa Kulu telah mengembangkan kebun gizi sebagai sumber pangan lokal untuk menyediakan sayur dan buah segar bagi keluarga yang membutuhkan.
3. Pemantauan Kesehatan Rutin
Program pemantauan kesehatan ibu hamil dan balita dilakukan secara berkala untuk memastikan pertumbuhan anak tetap optimal.
Ardiansyah juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam keberhasilan program ini.
Ia menyebutkan bahwa masyarakat di Loa Kulu telah menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya gizi anak, terutama melalui peran aktif para ibu dalam memanfaatkan layanan posyandu dan mengikuti program edukasi gizi.
“Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras kita semua. Masyarakat di Loa Kulu sangat kooperatif dan peduli terhadap masa depan anak-anak mereka. Kami berharap semangat ini dapat terus dijaga,” tutupnya.
Baca juga: Pjs Ketua PKK Kota Balikpapan Ajak Kader dan Masyarakat Bersatu Lawan Stunting
Keberhasilan Loa Kulu dalam menangani stunting menjadi inspirasi bagi kecamatan lain di Kutai Kartanegara.
Dengan sinergi yang terus diperkuat, pemerintah daerah optimistis bahwa upaya menurunkan angka stunting di Kukar dapat berjalan lebih cepat dan merata.
Program Pemberian Makanan Bergizi tambahan di Loa Kulu adalah salah satu contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan.
Melalui pendekatan yang serupa, Kutai Kartanegara diharapkan dapat menjadi daerah percontohan dalam menuntaskan masalah stunting di Indonesia. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.