Kecelakaan Maut di Samarinda
Cerita Driver Relawan GMS Samarinda, Detik-detik Alami Kecelakaan Tragis saat ke Lokasi Kebakaran
Kala itu, pukul 22.30 Wita, enam pemuda terlihat asyik bercengkerama di sebuah posko semi permanen di Samarinda Kalimantan Timur
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
Nahas, karena dalam kecepatan yang cukup tinggi membuat tindakan dadakan itu menyebabkan ban belakang selip atau skid.
Mobil mulai kehilangan keseimbangan. Kendaraan mereka mulai menyerempet tiang dan pohon peneduh.
Benturan pertama itu Dody mendengar teriakan rekannya bahwa salah satu rekannya terpental.
Panik sudah pasti. Namun ia berupaya mengendalikan kendaraan mereka dengan mencoba mengambil jalur kanan.
Namun kecepatan begitu tinggi membuat mobil carry mereka justru terus menghantam sejumlah pohon peneduh di bahu jalan arah flyover Juanda tersebut.
"Hantaman terakhir kuat sekali. Saya melihat teman saya Yuda tertunduk tidak sadarkan diri. Saya keluar melihat teman-teman saya sudah terpental ke sejumlah sisi jalan. Saya bingung mau apa. Saat itu jalan cukup sepi. Saya sangat ingin segera membawa teman-teman saya ke rumah sakit," kata Dody yang saat kejadian mengalami luka robek terbuka di bagian pelipis dan kakinya.
Di lokasi penguburan itu juga hadir Dede Miftah Kurnia (21) yang masih diberi keselamatan.
Ia mendapat cidera pada bagian kepala sebelah kanan dan memar di tubuhnya.
Saat kejadian ia mengaku tidak mengingat apapun. Bahkan rasa sakit akibat terpental sejauh 10 meter dari mobil merekapun sudah tidak bisa Dede ingat.
"Teriakan teman-teman juga sudah samar. Saya hanya bisa pasrah. Sangat pasrah karena cukup sulit berpegangan dengan kuat karena sisi kiri badan mobil terus terhantam pohon dan kami satu persatu terpental," kata Dede.
Usai mendapat perawatan medis, Dody dan Dede memaksakan diri menghadiri pemakaman tiga rekan mereka.
Dody secara pribadi bahkan tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan rasa penyesalan dan rasa bersalahnya.
"Selamat jalan teman-teman. Saya...," ucap Dody dengan mata berkaca-kaca dan tak sanggup melanjutkan satu katapun lagi. Ia dikuatkan oleh para relawan yang turut hadir.
Saat ini, salah satu rekan mereka yakni Khoirul Anam (20) masih menjalani perawatan intensif di RSUD AW Sjahranie Samarinda. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.