Berita Samarinda Terkini

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Ibukota Kaltim, TPST jadi Solusi Utama Pemkot Samarinda

Pemkot Samarinda mulai serius menangani masalah pengelolaan sampah di Kota Samarinda, ibukota Kalimantan Timur

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA
PENGELOLAAN SAMPAH - Tumpukan sampah di kawasan TPS kawasan Sungai Kunjang Kota Samarinda, Kalimantan Timur. DLH Samarinda menyediakan lokasi sementara tanpa bangunan permanen untuk mendukung transisi model pengelolaan sampah. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mulai serius menangani masalah pengelolaan sampah di Kota Samarinda, ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Boy Leonardo Sianipar kepada TribunKaltim.co pada Minggu (15/12/2024).

Dia menjelaskan, rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan konsep berkelanjutan.

“Pak Wali Kota saat ini mulai fokus terhadap masalah pengelolaan sampah, mengingat Kota Samarinda memproduksi 600 ton sampah perharinya,” ungkap Boy.

Baca juga: Kesadaran Warga Memilah Sampah Masih Rendah, Ini Antisipasi DLH Samarinda

Atas hal tersebut, Boy mengatakan bahwa pihaknya kini mempersiapkan konsep TPST yang akan dirancang dengan model berkelanjutan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

“Paling tidak akan terdegradasi di TPST. Sehingga Targetnya, hanya 10 persen dari total sampah harian Kota Samarinda yang akan berakhir di TPA,” jelas Boy.

Sebagai gambaran, dari total sampah harian sebesar 600 ton, hanya 60 ton yang akan dibuang ke TPA setiap harinya. 

“Dengan demikian, umur TPA akan menjadi lebih panjang,” sebutnya.

Kali ini pembangunan TPST membutuhkan persyaratan khusus, salah satunya adalah lahan minimal seluas 2.000 meter persegi. 

Baca juga: Upaya Atasi Persoalan Sampah, Pemkot Samarinda Perluas TPA hingga Gandeng Pihak Swasta

“Artinya di tempat-tempat yang tidak bisa dikatakan kecil. Dan Kami telah mengidentifikasi beberapa lokasi yang memenuhi kriteria ini. Tinggal menunggu realisasinya saja. Jika Pak Wali memberikan lampu hijau, maka program ini akan segera berjalan,” bebernya. 

Rencananya, akan ada lima TPST untuk melayani 10 kecamatan.

Beberapa kecamatan akan digabung, misalnya Palaran dengan Samarinda Seberang, serta Bengkuring dengan kecamatan lain. 

Namun, Boy mengakui bahwa pembangunan ini juga memerlukan alat dan pelatihan bagi petugas.

Sebab itu, pihaknya masih harus menunggu arahan lebih lanjut dari Wali Kota Andi Harun.

“Jika beliau sudah mantap dengan model pengelolaan ini, kita akan jalan. Tahun depan saya optimis akan ada keberlanjutan dari aksi ini,” tuturnya.

Namun, ia menyadari bahwa penempatan lokasi TPST tidak bisa sembarangan.

Menurutnya, lokasi TPST tidak bisa hanya di daerah pinggiran. Lantaran masyarakat cenderung menolak jika tempat pengolahan sampah berada dekat dengan mereka, terutama jika dianggap menimbulkan bau. 

“Oleh karena itu, kami ingin membuktikan bahwa TPST ini tidak menimbulkan bau dan benar-benar ramah lingkungan. Setelah itu, barulah kita pertimbangkan lokasi di dekat pusat kota," jelasnya.

Baca juga: Solusi Pengelolaan Sampah, Pemkot Samarinda Tunggu Putusan Investor soal Penerapan Waste to Energy

Jumlah sampah di Samarinda terus meningkat seiring bertambahnya populasi. Boy menegaskan bahwa setiap individu menghasilkan sampah, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara serius.

"Jumlah sampah tidak akan pernah turun, bahkan hanya 1 ton pun. Sampah akan terus naik apa pun ceritanya," katanya.

Saat ini, DLH Samarinda menyediakan lokasi sementara tanpa bangunan permanen untuk mendukung transisi model pengelolaan sampah ini.

Namun, Boy mengingatkan bahwa perubahan model pengelolaan sampah harus dilakukan dengan hati-hati.

“Karena ketika berubah model pengelolaannya, dampaknya akan mengerikan kalau tidak ditangani dengan baik. Masyarakat cenderung tidak peduli dan membuang sampah sembarangan. Jangan sampai saat masa transisi, pengelolaan yang buruk justru menimbulkan bencana baru. Itu yang sedang kami upayakan untuk dihindari,” pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved