Berita Samarinda Terkini
Pemkot Samarinda Fokus Bangun Insinerator untuk Atasi Masalah Sampah di Kota Tepian
Walikota Samarinda Andi Harun menyebut bahwa sejak awal masa kepemimpinannya hingga saat ini, masalah pengelolaan sampah belum menemukan solusi
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengelolaan sampah di Kota Samarinda masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang harus segera diselesaikan.
Hal ini diakui oleh Walikota Samarinda Andi Harun, yang menyebut bahwa sejak awal masa kepemimpinannya hingga saat ini, masalah pengelolaan sampah belum menemukan solusi optimal.
Lantaran selama ini, pengelolaan sampah di Samarinda masih bergantung pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagai lokasi penampungan utama.
Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Pastikan tak Ada Kecurangan dalam CPNS dan PPPK 2025
Mengingat kondisi TPA Kota Samarinda yang terbatas, Pemkot Samarinda kini telah mempertimbangkan solusi.
“Kami sedang mempertimbangkan untuk memulai pilot project pembangunan insinerator di sepuluh kecamatan pada tahun 2025,” ungkap Andi Harun, Senin (18/12).
Walikota Andi Harun menyatakan, rencana ini kini dalam tahap pembahasan oleh tim anggaran Pemkot.
Sebelumnya, tim dari Pemkot Samarinda telah melakukan studi tiru ke beberapa daerah, seperti Malang, Depok, dan Bandung, yang telah berhasil mempraktekkan mengurangi volume sampah melalui insinerator.
“Tidak hanya digunakan untuk mengurangi sampah, tetapi hasil produksi turunannya atau pembakarannya (abu) juga dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi, seperti pembuatan paving block.
Kami sedang memikirkan kemungkinan pengembangan industri turunan serupa di Samarinda,” jelas Andi Harun.
Tak sampai di situ saja, Andi Harun memastikan bahwa insinerator yang akan digunakan di Samarinda tidak akan menggunakan cerobong asap.
“Asapnya dilarikan ke tanah yang berisi air, kemudian ada penangkal yang menjebak asapnya dan kemudian dikeluarkan dengan air bersih atau sudah terfilter,” papar Walikota.
Langkah ini diharapkan mampu menangkal dampak negatif dari emisi pembakaran dan membuat teknologi insinerator lebih ramah lingkungan.
“Kami akan membangun insinerator di dekat TPS (Tempat Penampungan Sementara) agar volume sampah di TPS bisa langsung berkurang, dan keberhasilannya akan diukur dari seberapa banyak sampah yang tidak lagi masuk ke TPA,” tambahnya.
Meski demikian, Andi Harun menegaskan bahwa insinerator bukanlah solusi utama jangka panjang bagi pengelolaan sampah di Samarinda.
“Sebab target besar kami adalah membangun industri waste to energy yang mampu mengubah sampah menjadi energi terbarukan atau produk bernilai tinggi,” katanya.
Namun, karena investasi waste to energy membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama, insinerator menjadi pilihan sementara untuk mengurangi volume sampah yang saat ini mencapai lebih dari 600 ton per hari.
“Saat ini, kami sedang berdiskusi intensif dengan calon investor dari Malaysia untuk membangun industri pengelolaan sampah skala besar di Samarinda,” tutup Andi Harun. (*)
Dishub Samarinda Terus Matangkan Skema Parkir Berlangganan, Retribusi Dipastikan Masuk Kas Daerah |
![]() |
---|
Akun Ojol Mati, Orderan Hilang: Ratusan Driver Maxim Demo Gubernur Kaltim, Tuntut Kantor Dibuka Lagi |
![]() |
---|
DPRD Samarinda Bahas Cepat Revisi Perda Pajak dan Retribusi, Batas Waktu 15 Hari |
![]() |
---|
Camat Palaran Tindaklanjuti Keluhan Warga Soal Penerangan Usai Insiden Driver Ojol Dibegal |
![]() |
---|
Kisah Ojol Nyaris Jadi Korban Begal di Palaran: Nekat Banting Motor, Lawan Pelaku Bersenjata Tajam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.