Berita Nasional Terkini
Hasil Survei Politik Terbaru, Jokowi Cocok ke Gerindra Usai Dipecat PDIP, Pengamat: Buat Partai Baru
Berikut hasil survei politik terkini. Presiden ke-7, Joko Widodo alias Jokowi cocok ke Gerindra usai dipecat PDIP. Pengamat usul bikin partai baru.
TRIBUNKALTIM.CO - Berikut hasil survei politik tanah air terkini.
Nasib Jokowi jadi pembicaraan publik belakangan ini, usai resmi dipecat PDIP sebagai kader.
Dari hasil survei politik, Presiden ke-7, Joko Widodo alias Jokowi cocok ke Gerindra usai dipecat PDIP.
Sementara di sisi lain, pengamat justru mengusulkan agar Jokowi bikin partai baru.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Viral Ibu-ibu Joget Lagu Tembak-Tembak Dor, Dor, Dor di Lampung, Videonya Bikin Jokowi Bereaksi
Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Ali Ramadhan, menyebut hasil jajak pendapat lembaganya menunjukkan sebagian besar responden memilih Gerindra sebagai partai yang ideal bagi Jokowi.
"Sebagian besar (37,84 persen) responden memilih Gerindra," kata Ali di Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Survei ini melibatkan 700 responden dengan latar belakang pendidikan tinggi (S1, S2, S3), yang terdiri dari akademisi, peneliti, NGO, dan aktivis.
Survei digelar pada 12-19 Desember 2024 melalui google form, email, whatsapp hingga tatap muka secara daring.
Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar ±3,69 persen.
Selain Gerindra, survei menunjukkan bahwa sebagian responden mengkhawatirkan fragmentasi politik jika Jokowi tidak bergabung dengan Gerindra.
Baca juga: Jokowi Dinilai Cocok Gabung ke Gerindra usai Dipecat PDIP Menurut Survei, Ada Kekhawatiran Ini
Hal ini dinilai dapat membuka potensi konflik politik dengan Presiden Prabowo Subianto.
Namun, Ali juga menyoroti adanya perbedaan pandangan di antara responden terkait langkah Jokowi masuk ke partai politik.
Menurutnya, sebanyak 37,15 persen responden menyatakan sangat setuju jika Jokowi bergabung ke parpol, sementara 21,13 persen lainnya tidak setuju.
Sementara, responden yang tidak setuju Jokowi bergabung ke parpol menilai bahwa hal itu berpotensi membuka konflik kepentingan besar, mencapai 35,27 persen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.