Berita Nasional Terkini
Jokowi Dinilai Cocok Gabung ke Gerindra usai Dipecat PDIP Menurut Survei, Ada Kekhawatiran Ini
Karier politik Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi, menjadi perhatian publik seusai resmi dipecat dari keanggotaan PDI Perjuangan (PDIP).
TRIBUNKALTIM.CO - PDIP secara resmi telah mengumumkan pemecatan Jokowi sebagai kader, Senin (16/12/2024), apa selanjutnya langkah Presiden ke-7 ini?
Pemecatan menjadi akhir perjalanan Jokowi dengan PDIP sejak ia menjadi Walikota Solo.
Karier politik Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi, menjadi perhatian publik seusai resmi dipecat dari keanggotaan PDI Perjuangan (PDIP).
Baca juga: Jokowi Diisukan Bakal Acak-acak Kongres PDIP usai Spanduk Kepengurusan Megawati Ilegal Viral
Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Ali Ramadhan, menyebut hasil jajak pendapat lembaganya menunjukkan sebagian besar responden memilih Gerindra sebagai partai yang ideal bagi Jokowi.
"Sebagian besar (37,84 persen) responden memilih Gerindra," kata Ali di Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Survei ini melibatkan 700 responden dengan latar belakang pendidikan tinggi (S1, S2, S3), yang terdiri dari akademisi, peneliti, NGO, dan aktivis.
Survei digelar pada 12-19 Desember 2024 melalui google form, email, whatsapp hingga tatap muka secara daring.
Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sebesar ±3,69 persen.
Selain Gerindra, survei menunjukkan bahwa sebagian responden mengkhawatirkan fragmentasi politik jika Jokowi tidak bergabung dengan Gerindra.
Hal ini dinilai dapat membuka potensi konflik politik dengan Presiden Prabowo Subianto.

Namun, Ali juga menyoroti adanya perbedaan pandangan di antara responden terkait langkah Jokowi masuk ke partai politik.
Menurutnya, sebanyak 37,15 persen responden menyatakan sangat setuju jika Jokowi bergabung ke parpol, sementara 21,13 persen lainnya tidak setuju.
Sementara, responden yang tidak setuju Jokowi bergabung ke parpol menilai bahwa hal itu berpotensi membuka konflik kepentingan besar, mencapai 35,27 persen.
"Sebagian lainnya merasa karier politik Jokowi sudah cukup," terang Ali.
Ali menjelaskan, mayoritas responden yang mendukung Jokowi masuk parpol beralasan bahwa hal tersebut penting untuk memperkokoh konsolidasi politik pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Muncul Spanduk yang Sebut Kepengurusan Megawati Ilegal, Jokowi Diisukan Akan Acak-Acak Kongres PDIP
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.