Berita Samarinda Terkini
Produksi Sampah di Samarinda Capai 600 Ton Per Hari, DLH Beberkan Progres Pembangunan Insinerator
Produksi sampah di Samarinda capai 600 ton per harinya, Dinas Lingkungan Hidup beberkan progres pembangunan incinerator.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah fokus pada persoalan penanganan sampah.
Hal ini mengingat produksi sampah Kota Samarinda dari 600 ton sampah setiap harinya.
Salah satu solusi yang sedang dipersiapkan adalah pembangunan insinerator, yang diharapkan dapat mengurangi volume sampah dan beban di tempat pemrosesan akhir (TPA).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Endang Liasnyah mengungkapkan, perencanaan telah mencapai tahap finalisasi, yakni melalui gelaran rapat-rapat terakhir yang akan memastikan kesiapan teknis proyek ini.
"Hanya saja tinggal dilaporkan ke Pak Wali Kota. Bangunannya nanti lelang di Dinas PUPR, termasuk pembelian di e-catalog," ujar Endang pada Jumat (3/1/2025).
Baca juga: Kebersihan Sungai Masih Jadi PR, DLH Samarinda Rutin Jaring Warga yang Buang Sampah Sembarangan
Meskipun proyek ini sudah berada di ambang pelaksanaan, Endang menegaskan, pihaknya masih akan menggelar rapat sekali lagi untuk menyempurnakan rencana pembangunan.
Khususnya terkait desain bangunan insinerator yang masih memerlukan penyesuaian teknis.
Menurut pemaparan Endang, agar insinerator dapat berfungsi secara optimal, maka diperlukan sistem pemilahan sampah.
Misalnya, untuk membakar sampah organik seperti sisa buah atau sayur, prosesnya akan lebih lama dan tidak efektif jika menggunakan mesin insinerator.
"Karena insinerator itu idealnya ada juga pemilahan sampahnya. Kita sebisa mungkin meminimalkan dampak. Makanya akan dimatangkan dalam rapat dulu agar koreksi nya juga tidak terlalu banyak," tutur Endang.
Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan agar setiap lokasi insinerator juga dilengkapi dengan fasilitas pemilahan sampah, pembuatan pupuk organik, serta pengembangan ulat magot, yang dinilai bisa menjadi solusi untuk mengelola sampah organik.
"Makanya idealnya satu kompleks tempat insinerator itu setidaknya ada satu tempat proses pembuatan pupuk organik, ada tempat pengembangan ulat magot, dan pemilihan supaya maksimal," jelas Endang.
Baca juga: 2 Sungai di Ibu Kota Kaltim Tercemar Sampah, DLH Samarinda Tuding Kesadaran Warga Belum Terbangun
Selain itu, pembangunan insinerator juga akan mempertimbangkan aspek sirkulasi udara yang baik untuk mendukung kelancaran proses pembakaran.
Endang juga menegaskan bahwa aspek teknis ini masih dalam tahap pembicaraan agar proses pembakaran dapat berjalan dengan efisien dan ramah lingkungan.
Terkait dengan lokasi pembangunan, insinerator akan dibangun di sepuluh titik di wilayah Samarinda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.