Berita Mahulu Terkini
Cara Warga Long Pahangai Mahakam Ulu dalam Mengatasi Harga Beras Mahal
Program pertanian ladang menetap yang dicanangkan pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) membawa dampak besar bagi warga
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Program pertanian ladang menetap yang dicanangkan pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) membawa dampak besar bagi warga Kampung Data Naha, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, program ini juga menjadi solusi bagi harga beras yang kerap melambung tinggi saat musim kemarau.
Petinggi Kampung Data Naha, Alexius Lejiu Ding, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu kehidupan warga.
"Program ini sangat membantu kami. Sekarang, warga tidak lagi bergantung pada pasokan beras dari luar daerah," katanya kepada TribunKaltim.co pada Minggu (5/1/2025).
Baca juga: Harga Beras di Berau dan Mahulu Lampaui HET, Pemprov Kaltim Siapkan Langkah Pengendalian
Ia menjelaskan bahwa harga beras di kampung-kampung hulu riam, terutama saat musim kemarau, sangat mahal.
Sebagai perbandingan, saat air Sungai Mahakam surut, harga beras premium 25 kilogram bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp600 ribu.
"Itu pun terkadang sulit didapat," ujarnya.
Dengan hasil panen dari ladang 10 hektare, warga kini memiliki cadangan beras yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
"Beras yang kami hasilkan dari ladang ini bisa digunakan sebagai cadangan pangan, terutama saat musim kemarau atau ketika terjadi bencana," ungkapnya.
Selain membantu menstabilkan ketersediaan beras, program ini juga memberikan pelajaran penting kepada masyarakat untuk mandiri.
Baca juga: Kancapem Bulog Tanah Grogot Harap Petani Lokal Manfaatkan Fleksibilitas Harga Beras
"Kami diajarkan bagaimana mengelola ladang secara berkelanjutan dan memanfaatkan teknologi sederhana untuk meningkatkan hasil panen," tambahnya.
Ia juga menyoroti peran pemerintah daerah yang terus mendukung program ini.
"Kami sangat terbantu dengan dukungan dari pemerintah, baik dalam penyediaan bibit, pupuk, maupun pelatihan untuk petani. Ini benar-benar mengubah cara pandang kami terhadap pertanian," ucapnya.
Keberhasilan program ini bahkan membuka peluang baru bagi perekonomian kampung.
"Sebagian hasil panen kami jual untuk menambah pendapatan kampung. Selain mencukupi kebutuhan warga, kami juga mulai bisa berkontribusi pada pembangunan kampung," tuturnya.
Ia berharap program ladang tetap ini terus berlanjut dan diperluas ke kampung lain di Mahakam Ulu.
"Saya yakin, jika seluruh kampung menerapkan program ini dengan baik, Mahulu bisa menjadi contoh daerah yang mandiri dalam pangan," pungkasnya.
Baca juga: 3 Penyebab Harga Beras di Kutim Capai Rp18 Ribu per Kg Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Program ladang menetap tidak hanya menjawab kebutuhan pangan, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mandiri, menjaga ketahanan ekonomi, dan mengantisipasi risiko akibat perubahan iklim. (*)
UKS SMAN 1 Long Bagun Mahulu Hadapi Tantangan, Pembina Tekankan Pentingnya Kepekaan Anggota |
![]() |
---|
Kolaborasi Sekolah dan Puskesmas Bantu UKS SMAN 1 Long Bagun Tetap Aktif |
![]() |
---|
Program UKS SMAN 1 Long Bagun Mahulu, Tiap Siswa Diberi Bagi Tablet Tambah Darah |
![]() |
---|
Mediasi Warga Long Hubung dengan Perusahaan di Mahulu Sempat Memanas, Asisten I: Ini Mencari Solusi |
![]() |
---|
Mediasi Sengketa Lahan PT SAA di Mahulu, Pemerintah Yakin Bisa Jadi Contoh Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.