Berita Kaltara Terkini

Hasilkan 200 Lembar Sebulan, Rumah Produksi Tenun Pakis Kaltara Ekspor Sampai Amerika

Rumah Produksi Tenun Pakis Kaltara yang berada di Kota Tarakan tepatnya di Jalan Pulau Bunyu Kelurahan Kampung Satu Skip telah berdiri sejak tahun 201

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
PRODUKSI TENUN - Hasil dari proses produksi tenun dari Rumah Produksi Tenun Pakis Kaltara yang berada di Kota Tarakan tepatnya di RT 5 Jalan Pulau Bunyu Kelurahan Kampung Satu Skip Kota Tarakan.   

Dari sisi omzet sendiri, lanjut Yohanes, sebulan bisa mencapai Rp40 juta sampai Rp50 juta. Per lembarnya sendiri misalnya termahal Rp2 juta, kemudian ukuran sedang dan kecil Rp 1,2 juta, kemudian ukuran kecil Rp800 ribu, kemudian ukuran terkecil Rp300 ribu, Rp250 ribu dan juga ada Rp50 ribu.

Yohanes mengungkapkan mengapa harga kain tenun itu cukup mahal karena memang proses pembuatannya bisa memakan waktu satu bulan.

Untuk menenun sendiri di tahap ini membutuhkan waktu 5-6 jam baru bisa menghasilkan satu lembar kain. Itupun jika dikebut oleh para penenun yang punya keahlian.

“Yang membuat mahal karena masing tahap ada tingkat kesulitan. Kesulitan membuat motif, kesulitan mengangkat warna, karena kita olah warna alam dari ramah lingkungan. Di situ diperhitungkan, jadi semua terkaver dengan harga yang dipatok,” paparnya.

Proses penggulungan sampai proses menenun bisa menghabiskan waktu sampai sebulan lamanya.

Untuk penggulungan benang bisa tiga hari, pembentangan benang satu minggu, pembuatan motif satu minggu, dan pembuatan warna tiga hari, dan kemudian penenunan bisa sampai lima hari.

Untuk kain tenun di Tarakan, kehadirannya mengangkat kekhasan kearifan lokal yang ada. Kemudian menggali kemampuan SDM di Tarakan dan Kaltara termasuk menampilkan keunikan dan menjaga agar warisan nusantara jangan sampai hilang.

“Tenun ini warisan secara menyeluruh Nusantara, ada semua di seluruh Indonesia tidak hanya satu daerah. Kalau motif paling digemari rata-rata semua didominasi digemari, tapi memang kurang produksinya,” ujarnya.

Ke depan ia menargetkan jika ada rumah produksi menetap tentu akan diperluas. Jika ada rumah produksi paten, tenaga kerja akan direkrut sebanyak-banyaknya. Ia menargetkan 50 karyawan memproduksi bisa sampai 300 lembar.

Dari sisi bantuan pemerintah, di awal berdiri sudah ada bantuan dari Pemkot Tarakan saat peresmian ada fasilitasi bantuan mesin jahit dan mesin obras, kemudian support Pemprov Kaltara, dalam bentuk etalase, termasuk pelatihan.

“Dari Kementerian Perdagangan dan Perindustrian pusat sudah dua kali damping kami, selama tiga bulan tahap pertama dan tahap kedua seminggu. Peran serta pemerintah luar biasa, satu kesatuan tak bisa dipisahkan dari pemkot, pemprov dan pempus,” pungkasnya. (zia)

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved