Berita Samarinda Terkini
Bubur Peca Makanan Khas Samarinda Seberang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Bubur Peca makanan khas Samarinda Seberang diusulkan jadi warisan budaya tak benda.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Masjid Shiratal Mustaqim di Samarinda Seberang memiliki tradisi yang tak pernah lekang oleh waktu, yakni menyajikan bubur peca untuk berbuka puasa selama bulan Ramadan.
Hidangan istimewa ini diciptakan oleh H. Salehuddin Pemma dan Hj. Salma bersama warga sekitar masjid sebagai upaya untuk mempererat tali silaturahmi di kalangan jemaah dan warga sekitar.
bubur peca lebih dari sekadar hidangan berbuka puasa.
Hidangan ini telah menjadi simbol keakraban dan kebersamaan yang menguatkan hubungan sosial dalam komunitas tersebut.
Baca juga: Masih Asing bagi Warga Samarinda, Pemkot Bakal Ajukan Bubur Peca sebagai Warisan Tak Benda
Tidak hanya dijadikan santapan berbuka puasa, bubur peca juga mencerminkan makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Samarinda.
Dengan cita rasa gurih yang terbuat dari bahan dasar beras, santan, ayam suwir, kayu manis, telur, jahe, penyedap rasa, ikan tongkol, dan udang, bubur peca kini dikenal sebagai hidangan khas yang memperkaya kuliner lokal.
Kepala Museum Kota Samarinda, Ainun Jariah, menyatakan bahwa bubur peca akan segera diluncurkan sebagai salah satu cagar budaya di Samarinda.
“Bubur peca ini tentang tradisi adat yang memang harus kita kembangkan dan angkat kembali. Selama ini hanya menjadi tradisi, sekarang kita mau menjadikannya ikon kuliner Samarinda,” ujarnya pada Jumat (24/1/2025).
Ainun menambahkan bahwa sudah ada buku yang membahas tentang bubur peca dan masyarakat yang ingin mempelajarinya dapat datang ke Disdikbud Samarinda, khususnya di bidang kebudayaan.
Selain itu, rencana untuk memperkenalkan bubur peca sebagai makanan seremonial juga sedang dibahas, agar bisa menjadi salah satu ikon kuliner khas Kota Samarinda yang lebih dikenal luas.
Baca juga: Bubur Peca Khas Bugis, Hanya Ada di Samarinda Seberang, Legenda Kuliner Pererat Silaturahmi Warga
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Samarinda, Barlin Kesuma menambahkan, upaya untuk menjadikan bubur peca sebagai cagar budaya sudah dimulai dengan memasukkan bubur peca dalam database yang diusulkan ke provinsi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Terlebih keistimewaan bubur peca terletak pada tradisinya yang dipertahankan hingga kini.
Resep turun temurun dari Hj Salma kini dikuasai oleh Mardiana, ketua juru masak generasi ketiga yang melanjutkan tradisi tersebut.
Meskipun semakin dikenal luas, khususnya pada bulan Ramadan, bubur peca tetap dijaga keasliannya dan terus menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal.
“Tahun lalu sudah ada video dan masukan dari masyarakat, dan kami telah mengajukan persyaratannya secara online kepada provinsi. Sekarang tinggal menunggu tindak lanjut dari pihak provinsi,” kata Barlin.
Ia juga menekankan pentingnya pelestarian resep bubur peca yang telah diwariskan secara turun temurun, dengan juru masak yang menguasai cara membuatnya.
“Bubur peca ini tidak berubah sejak pertama kali ditemukan, bentuk dan rasanya tetap sama,” tambahnya.
Baca juga: Bubur Peca Khas Samarinda Seberang Siap Dipatenkan Pemkot Samarinda
Untuk menjaga kelestariannya, Disdikbud Samarinda berencana mengadakan workshop yang mengundang para chef dari hotel-hotel di kota Samarinda.
“Kami ingin mereka belajar cara membuat bubur peca, supaya nanti bisa dihidangkan kepada tamu-tamu yang datang ke Samarinda,” ujar Barlin.
Ia juga berharap suatu saat nanti, bubur peca bisa ditemukan di hotel-hotel di Samarinda sebagai alternatif kuliner khas yang juga bisa menambah ragam pilihan makanan, seperti bubur Manado atau bubur Banten.
"Karena lucu juga kalau di hotel ada bubur manado, bubur banten dan lain-lain tapi kenapa bukan bubur peca, nah ini salah satu upaya kita untuk melestarikan budaya," pungkas Barlin. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.