Berita Berau Terkini
Produksi Jagung di Berau Turun Drastis 5 Tahun Belakangan, DTPHP Ungkap Penyebabnya
Produksi jagung di Berau turun drastis 5 tahun belakangan, DTPHP ungkap penyebabnya.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Produksi panen Jagung di Berau menurun drastis dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Padahal, Berau masih menjadi penyangga kebutuhan jagung untuk Kalimantan Timur.
Sesuai data Dinas Tanaman Pangan Hortikultural dan Peternakan (DTPHP) Berau, hasil panen jagung pada tahun 2019 masih menyentuh angka sekitar 70 ribu ton per tahun.
Kemudian, tahun 2020 dan 2021 sekitar 50 ribu ton per tahun,
Penurunan produksi jagung terjadi pada tahun 2024, yakni hanya 9 ribu ton per tahun.
Baca juga: Kurangi Risiko Penularan Rabies, DTPHP Berau Gelar Vaksinasi Rabies Gratis untuk Kucing
Sementara untuk luas panen jagung bervariasi tiap tahunnya.
Paling besar luas panen terjadi pada tahun 2022 sebesar 10.577 hektare, namun besaran luas panen hanya sebesar kurang lebih 2.000 hektare dua tahun belakangan ini.
Penurunan produksi tersebut dianggap turun dengan drastis.
“Tetapi kalau di Kaltim, Berau memang masih unggul untuk produksi jagung,” ungkap kepala DTPHP Berau, Junaidi kepada Tribunkaltim.co, Kamis (30/1/2025).
Ia mengakui, penurunan produksi ini disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan di mana mayoritas yang digarap adalah sawit.
Faktor lainnya adalah adanya penurunan pemberian bantuan bibit dari pusat, provinsi maupun dari APBD.
Seperti tahun lalu di mana tidak ada bantuan yang diberikan.
Petani bisa saja membeli bibit ataupun benih dari luar daerah.
Namun, ongkos kirim lumayan memberatkan bagi sejumlah petani.
Baca juga: Cegah Penyakit Hewan Menular dan Zoonosis, DTPHP Berau Giatkan Sosialisasi kepada Masyarakat
Ia mengakui, beberapa tahun lalu pernah ada bantuan dari pusat untuk 10.000 hektare.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.