Berita Berau Terkini

Pulau Kakaban Kembali Dibuka tapi Wisatawan Dilarang Keras untuk Berenang

Kepala Kampung Payung-Payung, Rico mengatakan pulau Kakaban dapat dikunjungi wisatawan. Sejak sebelulnya ditutup sementara

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Renata Andini
PULAU KAKABAN - Wisata Pulau Kakaban di Kabupaten Berau (15/2/2025). Kepala Kampung Payung-Payung, Rico mengatakan pulau Kakaban dapat dikunjungi wisatawan. Sejak sebelulnya ditutup sementara 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Wisata Pulau Kakaban kini kembali dibuka untuk para pelancong.

Kepala Kampung Payung-Payung, Rico mengatakan pulau Kakaban dapat dikunjungi wisatawan. Sejak sebelulnya ditutup sementara. 

Kendati demikian, wisatawan dilarang keras untuk berenang di danau atau laguna pulau tersebut.

“Sudah bisa dikunjungi, tatapi ada SOP untuk tidak berenang terlebih dahulu,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Minggu (16/2/2025). 

Baca juga: Sekda Berau Pastikan ASN Dapat Gaji Ke-13 dan THR 

Adapun pembatasan kegiatan berenang tersebut itu, dilakukan agar menjaga habitat ubur-ubur yang sebelumnya sempat migrasi dari wilaya perairan di kakaban sebelumnya. 

Sebab, ubur-ubur yang tak lagi muncul ke permukaan air sempat membuat resah pada Desember 2023 lalu. Lantaran ubur-ubur tersebut tak bisa lagi menemani pengunjung untuk berenang.

“Pembatansan ini juga diambil dari diskusi bersama dengan banyak pihak, seperti Disbudpar dan Dinas Kelautan, Perikanan Provinsi,” ungkapnya. 

“Ini demi menjaga ekosistem ubur-ubur ini, jadi tidak boleh langsung dibuka begitu saja,” tegas dia.

Kendati tak diperbolehkan berenang, para wisatawan tetap mendapatkan sensasi liburan yang menarik di pulau tersebut.

Dengan melintasi tracking sepanjang lebih dari 2 kilometer yang dibangun pada 2024 lalu, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan tua dengan pohon yang menjulang tinggi ke langit.

Ditambah dengan keindahan hutan bakau yang tumbuh alami di gugusan Pulau Derawan tersebut.

“Masih banyak keindahan alam yang bisa dinikmati di pulau ini,” sebutnya.

Masa observasi pasca pembukaan ini, dilakukan selama tiga bulan ke depan. Bila kondisi masih membaik, tak menutup kemungkinan para wisatawan akan diperbolehkan berenang bersama ubur-ubur langka tersebut.

“Kami observasi selama tiga bulan ke depan,” tutupnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved