Berita Berau Terkini
PKP2B PT Berau Coal Bakal Habis pada April 2025, Begini Tanggapan Komisi III DPRD Berau
PKP2B BC Berau Coal bakal habis pada April 2025, begini tanggapan Komisi III DPRD Berau.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Ketua Komisi III DPRD Berau, Liliansyah, merespons terkait Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Berau Coal yang akan berakhir pada April 2025.
Ia mengakui telah mendengar bahwa banyak pihak yang meminta pemerintah menolak perpanjangan izin operasional Berau Coal.
Namun, ada pula yang meminta agar Berau Coal tetap beroperasi di Bumi Batiwakkal.
“Saya menilai setiap aspirasi yang disampaikan adalah hak semua masyarakat. Tapi jangan lupa, kita harus melihat semuanya dengan objektif,” jelasnya kepada TribunKaltim.co, Rabu (19/2/2025).
Menurut pria yang akrab disapa Haji Lili ini, semua dinamika yang muncul perlu dipertimbangkan secara matang.
Mengingat, Berau Coal juga menjadi objek vital nasional (obvitnas) sebagai penyumbang pendapatan negara di sektor pertambangan.
“Berau Coal ini sebagai penyumbang dana bagi hasil (DBH) terbesar, khususnya untuk Kaltim. Jika ini ditutup, maka daerah akan kehilangan pendapatan. Jadi saya kira kita harus bijak melihatnya,” ujarnya.
Baca juga: Tingkatkan Pendapatan dari Pasar SAD, DPRD Berau Dorong Diskoperindag untuk Terus Bernovasi
Haji Lili menyatakan bahwa pada tahun 2024, investasi di Kaltim mencapai lebih dari Rp52 triliun untuk berbagai sektor.
Berau Coal turut berkontribusi dalam tingginya nilai investasi di Kaltim, khususnya di sektor pertambangan.
Pemerintah daerah hingga pemerintah pusat saat ini gencar mengkampanyekan sumber daya alam (SDA) untuk menarik minat investor agar datang berinvestasi.
“Dari sekian banyak investasi yang masuk di Kaltim, Berau Coal ada di dalamnya. Apakah ada jaminan investor yang masuk ke Berau akan lebih baik? Ini jadi pertanyaan yang belum bisa terjawab juga,” jelasnya.
Lili juga menyoroti banyaknya tenaga kerja yang terserap berkat adanya perusahaan tersebut.
Dari informasi yang didapatkannya, setidaknya sekitar 20 ribu tenaga kerja menggantungkan hidupnya pada Berau Coal.
Ia mencontohkan “jayanya” PT Kiani Kertas di Kecamatan Sambaliung beberapa tahun lalu.
Saat itu banyak karyawan yang bekerja di sana.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.