Berita Penajam Terkini

Kabupaten Penajam Paser Utara Jadi Salah Satu Lokasi Hari Peduli Sampah Nasional 2025

Kabupaten Penajam Paser Utara jadi salah satu lokasi Hari Peduli Sampah Nasional 2025.

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Diah Anggraeni
HO/Humas Pemkab PPU  
HARI PEDULI SAMPAH - Sekretaris Daerah Penajam Paser Utara, Tohar dan Pangdam VI Mulawarman, Rudy Rachmat Nugraha saat menyerahkan hasil pemilahan sampah di bank sampah, Minggu (23/2/2025). Hal ini dilakukan usai mengikuti gelaran HPSN 2025 di Pantai Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.(HO/HUMAS PEMKAB PPU) 

Dari ratusan kilogram sampah yang berhasil terkumpul dari satu titik saja, sampah yang paling banyak ditemui yakni dari kemasan makanan.

Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar mengungkapkan, perlu kesadaran penuh masyarakat untuk bersama menangani persoalan sampah di PPU.

Sampah-sampah yang berasal dari pemakaian pribadi, harusnya lebih bijak untuk dipisahkan.

Sejauh ini, memang diakui perlu adanya peningkatan pemahaman, terkait dengan pemilahan sampah organik, anorganik dan residu.

Peran masyarakat dalam pengetahuan sederhana ini kata dia, akan berdampak besar terhadap lingkungan sekitar.

"Tata kelola sampah adalah bagian terpenting dari kita pribadi dan lingkungan kecil bisa terakumulasi, maka tidak membebani kita, kita perlu jaga bersama," ujarnya.

Baca juga: Buka Rapat Teknis PPKKPR, Sekda PPU Tekankan Tata Ruang Harus Sesuai Regulasi

KLHK Sebut TPS3R di Setiap Kecamatan Percepat Penanganan Persampahan di PPU

Kondisi TPA Buluminung, tempat sampah akhir satu-satunya milik PPU, sudah tidak maksimal.

Daya tampungnya bahkan diperkirakan kurang dari dua tahun lagi.

Menanggapi itu, Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Kalimantan, Kementerian Lingkungan Hidup RI Fitri Harwati mengatakan, kondisi TPA harusnya tidak menjadi kendala dalam hal penanganan sampah.

Mengingat, banyak inovasi yang bisa dilakukan untuk mengurangi tonase sampah yang dibuang ke TPA.

Kurangnya tempat pengolahan sampah atau TPS3R menjadi salah satu penyebab TPA cepat penuh, di samping kurangnya sosialisasi ke masyarakat, terkait pemilahan sampah sebelum dibuang.

Kata Fitri, perlu ada pengadaan TPS3R di setiap kecamatan dan bank sampah di setiap kelurahan dan desa.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat juga diminta untuk gencar melakukan sosialisasi pemilahan sampah ini.

Tidak hanya pada kalangan masyarakat umum, tetapi juga mulai dari anak sekolah.

"Harusnya ada bank sampah unit disetiap desa dan kelurahan, kita harus memulai mengedukasi,mengadvokasi, kita mulai dari anak kecil dilibatkan, TPA hampir penuh maka di hulunya pemilahan sampah itu sudah harus," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved