Kabupaten Penajam Paser Utara Jadi Salah Satu Lokasi Hari Peduli Sampah Nasional 2025

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, dipilih menjadi salah satu dari 8 lokasi di Indonesia yang menggelar rangkaian kegiatan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025.

Kegiatan ini dipusatkan di Pantai Saloloang, Kecamatan Penajam, Minggu (23/2/2025).

Ada sebanyak 869 orang, terdiri dari TNI, Polri, unsur Pemkab PPU dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, serta elemen masyarakat lainnya yang menghadiri kegiatan tersebut.

Pada hari Peduli Sampah Nasional ini dilaksanakan bersih-bersih pantai.

Sampah di sepanjang garis Pantai Saloloang dibersihkan.

Sampah yang terkumpul mencapai  763,6 Kilogram (kg) terdiri dari sampah organik, anorganik dan residu.

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadhan 2025 Wilayah Kabupaten PPU hingga IKN Selama Sebulan Penuh

Setelah dikumpulkan, sampah kemudian dipisahkan.

Sedangkan yang bisa diolah akan dibawa ke tempat pembuangan sampah reduce reuse recycle (TPS3R).

Kemudian yang sudah menjadi residu akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Buluminung.

Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI, Rudy Rachmat Nugraha yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, kegiatan ini terselenggara karena kolaborasi dari berbagai pihak.

Khusus TNI sendiri dihadiri Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Darat (AD).

PPU merupakan salah satu daerah terpilih karena garis pantainya juga cukup panjang.

Selain itu, HPSN 2025 ini juga salah satu fokusnya adalah penanganan sampah di kawasan pantai.

"Harapannya bahwa wilayah ini khususnya PPU dan Kaltim itu bersih dari sampah khususnya sampah laut, ini persoalan yang besar dan daerah pantai semua yang kita bersihkan, ini awal kolaborasi bersama," ungkapnya.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2025 Kabupaten PPU hingga IKN Selama Sebulan versi Kemenag

Sekda PPU Tohar Sebut Penanganan Sampah di PPU Perlu Kesadaran Penuh Masyarakat

Dari ratusan kilogram sampah yang berhasil terkumpul dari satu titik saja, sampah yang paling banyak ditemui yakni dari kemasan makanan.

Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar mengungkapkan, perlu kesadaran penuh masyarakat untuk bersama menangani persoalan sampah di PPU.

Sampah-sampah yang berasal dari pemakaian pribadi, harusnya lebih bijak untuk dipisahkan.

Sejauh ini, memang diakui perlu adanya peningkatan pemahaman, terkait dengan pemilahan sampah organik, anorganik dan residu.

Peran masyarakat dalam pengetahuan sederhana ini kata dia, akan berdampak besar terhadap lingkungan sekitar.

"Tata kelola sampah adalah bagian terpenting dari kita pribadi dan lingkungan kecil bisa terakumulasi, maka tidak membebani kita, kita perlu jaga bersama," ujarnya.

Baca juga: Buka Rapat Teknis PPKKPR, Sekda PPU Tekankan Tata Ruang Harus Sesuai Regulasi

KLHK Sebut TPS3R di Setiap Kecamatan Percepat Penanganan Persampahan di PPU

Kondisi TPA Buluminung, tempat sampah akhir satu-satunya milik PPU, sudah tidak maksimal.

Daya tampungnya bahkan diperkirakan kurang dari dua tahun lagi.

Menanggapi itu, Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Kalimantan, Kementerian Lingkungan Hidup RI Fitri Harwati mengatakan, kondisi TPA harusnya tidak menjadi kendala dalam hal penanganan sampah.

Mengingat, banyak inovasi yang bisa dilakukan untuk mengurangi tonase sampah yang dibuang ke TPA.

Kurangnya tempat pengolahan sampah atau TPS3R menjadi salah satu penyebab TPA cepat penuh, di samping kurangnya sosialisasi ke masyarakat, terkait pemilahan sampah sebelum dibuang.

Kata Fitri, perlu ada pengadaan TPS3R di setiap kecamatan dan bank sampah di setiap kelurahan dan desa.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat juga diminta untuk gencar melakukan sosialisasi pemilahan sampah ini.

Tidak hanya pada kalangan masyarakat umum, tetapi juga mulai dari anak sekolah.

"Harusnya ada bank sampah unit disetiap desa dan kelurahan, kita harus memulai mengedukasi,mengadvokasi, kita mulai dari anak kecil dilibatkan, TPA hampir penuh maka di hulunya pemilahan sampah itu sudah harus," pungkasnya.(*)