Tribun Kaltim Hari Ini
348 Keluarga di Kutim Berisiko Stunting, TPPS Instruksikan Validasi Ulang
Di Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur tercatat ada 348 kepala keluarga (KK) yang statusnya berisiko stunting.
Penulis: Geafry Necolsen | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Tercatat ada 348 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur, yang statusnya berisiko stunting.
Oleh sebab itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kutai Timur melakukan validasi ulang untuk memastikan kebenarannya dengan mengambil sample 2 KK.
"Kami melakukan pengukuran dan penimbangan kepada 2 KK, artinya masih ada 346 KK yang berisiko stunting belum divalidasi, ini tugas pemerintah kecamatan dan stake holder di Rantau Pulung," ujat Sekretaris TPPS Kutim, Achmad Junaidi, Kamis (27/2/2025).
Sementara itu, Camat Rantau Pulung, Tristiningsih membenarkan hal itu.
Baca juga: Penurunan Stunting di Sandaran Kutai Timur Perlu Sinergitas, Jaringan Internet Disorot
Dikatakan bahwa di kecamatannya masih cukup banyam yang dikategorikan berisiko stunting.
Akan tetapi, untuk kasus stuntingnya sendiri di Kecamatan Rantau Pulung masih zero alias belum ada.
Pihaknya menerima instruksi dari TPPS Kutim untuk melakukan validasi kembali ke lapangan terkait ketepatan data keluarga berisiko stunting tersebut.
"Nanti kami akan validasi lagi sekitar bulan April atau Mei 2025, setelah lebaran, bersama kader desa didampingi penyuluh keluarga," imbuhnya.
Saat dikonfirmasi terpisah, Kepala BLUD Puskesmas Rantau Pulung, dr Habibi menerangkan soal penyebab risiko stunting, misalnya pola asuh, kondisi personal, dan sanitasi lingkungan.
"Tetapi jika kita berkolaborasi dan kerja sama dengan baik, maka saya yakin angka risiko stunting di Rantau Pulung bisa ditekan 50 persen bahkan lebih rendah," pungkasnya.

Sebelumnya, TPPS Kutai Timur juga melakukan kunjungan ke Kecamatan Kaliorang tepatnya di Desa Citra Manunggal Jaya dan Desa Bangun Jaya.
Di Kecamatan Kaliorang, Tim TPPS Kutim menghimpun terdapat 143 keluarga berisiko stunting sehingga perlu dilakukan upaya agar menurun.
Menurut Camat Kaliorang Rusmono, keluarga berisiko stunting di wilayahnya disebabkan oleh orang tua yang sibuk bekerja, sehingga anak-anak kurang mendapat perhatian.
"Selain itu juga masalah sanitasi, sebagian besar wilayah telah memiliki akses air bersih, jamban sehat, dan listrik, namun ada warga di daerah kebun yang belum terjangkau jaringan pipa induk PDAM," ucap Rusmono, Minggu (16/2/2025).
Baca juga: Ketua TP PKK Kaltim Hj Syarifah Suraidah Rudy akan Fokus Tangani Stunting Kolaborasi Forkopimda
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.